REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beredar sebuah pesan berantai melalui aplikasi percakapan WhatsApp yang berisi informasi bahwa terjadi aksi premanisme jalanan di wilayah Cideng, Gambir, Jakarta Pusat. Warga diduga melakukan aksi itu untuk mendapatkan uang lantaran adanya pembatasan aktivitas di luar rumah terkait pandemi virus corona.
Namun, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus membantah, informasi dalam pesan berantai itu. Yusri mengatakan, informasi mengenai adanta aksi premanisme di wilayah Cideng itu adalah hoaks.
"Isi pesan berantai yang beredar itu hoaks," tegas Yusri dalam keterangan tertulisnya, Selasa (31/3).
Yusri mengungkapkan, pihak kepolisian telah mendatangi lokasi yang diduga sebagai tempat terjadinya aksi premanisme, guna mengecek kebenaran informasi tersebut. Namun, kata dia, wilayah tersebut kondusif.
Jajaran reskrim Polsek Metro Gambir sudah melakukan pengecekan dan konfirmasi informasi adanya aksi pemalakan terhadap masyarakat di wilayah Cideng. Wilayah Cideng masih aman dan kondusif," ucap Yusri.
Oleh karena itu, Yusri mengimbau, kepada masyarakat agar lebih bijak dalam menerima informasi yang beredar di media sosial. Sehingga, tidak langsung menyebarkan informasi yang belum diketahui kebenarannya.
Dia pun menegaskan, baik pembuat maupun penyebar berita bohong dapat dikenakan pasal tindak pidana. "Kita kejar semua pelaku yang mencoba menyebarkan berita bohong menyangkut masalah Covid-19 dan membuat resah masyarakat. Kami akan melakukan tindakan tegas," ujar Yusri.
Selain informasi adanya aksi premanisme, pesan berantai itu juga berisi imbauan agar masyarakat lebih berhati-hati saat melintas di wilayah Cideng. Berikut isi pesan berantai tersebut.
"Mas Agus dapat WA dari teman: Teman-teman saya diinfo di group sebelah situasi Jakarta mulai rawan. Hati-hati keluar rumah ya, di Cideng banyak tukang palak mintain uang. Mobil diberhentikan, minta uang di jalanan. Jadi kalau engga perlu, jangan keluar rumah soalnya mereka juga susah, engga ada uang buat makan dan obat-obatan," tulis pesan berantai yang beredar melalui aplikasi WhatsApp.
"Dari anak sales, tadi dia lihat di Cideng, mobil sama motor disetopin, dompet diambil paksa, dibelokin arah motornya karena orangnya banyak pakai benda tajam. Take care," lanjutan isi pesan berantai tersebut.