REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Hal pertama yang mesti dilakukan seorang muslim dalam menghadapi wabah penyakit setelah ia menata akidahnya adalah berikhtiar semaksimal mungkin untuk menghindarinya. Bahkan sikap ini kata
Isnan Ansory, Lc., M.Ag dalam bukunya Fiqih Menghadapi Wabah Penyakit merupakan perintah langsung dari Rasulullah SAW.
"Tidak ada adwa (penyakit menular), tidak ada thiyarah dan hammmah (menyandarkan nasib pada burung), dan tidak ada shofar (menjadikan bulan shofar sebagai bulan sial); dan larilah dari penyakit lepra sebagaimana engkau lari dari kejaran singa.” (HR. Bukhari).
Untuk itu kat Isnan, umat Muslim disunnahkan menghindari wabah bukan mendekat atau malah menentang. Disunahkan menghindar dari wabah sesuai hadits, dari Amru bin asy-Syarid, dari Bapaknya, dia berkata:
“Dalam delegasi Tsaqif (yang akan Dibai'at Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) terdapat seorang laki-laki berpenyakit kusta. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim seorang utusan supaya mengatakan kepadanya: "Kami telah menerima bai'at Anda. Karena itu Anda boleh pulang.” (HR Muslim).
Isnan menganjurkan, seorang muslim juga mesti senantiasa berprasangka baik kepada Allah atas setiap ujian-Nya. Sekligus ia senantiasa optimis dalam menghadapinya dan berucap kata-kata yang baik. Hal ini sebagaimana diajarkan oleh Nabi SAW dalam haditsnya.
"Dari Anas: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah penyakit menular tanpa izin Allah dan tidak ada pengaruh dikarenakan seekor burung, tetapi yang mengagumkanku ialah al-Fa'lu (optimisme), yaitu kalimah hasanah atau kalimat thayyibah (kata-kata yang baik).” (HR. Bukhari Muslim).
Umat Muslim juga kata Isnan, harus menuruti anjuran pemerintah dan ulama untuk tetap berada di wilayah terdampak. Hal ini seperti disampaikan Rasulullah. Dari Usamah bin Zaid, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tha'un (penyakit menular/wabah kolera) adalah suatu
peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya." (HR. Bukhari Muslim).
Dan juga yang terpenting kata Isnan, di musim wabah ini umat Islam tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain. Hal itu sesuai anjuran Rasulullah.
Dari Abu Said al-Khudri: Rasulullah saw bersabda: “Tidakboleh membahayakan diri sendiri dan orang lain. Siapapun yang membuat suatu bahaya maka Allah akan membalasnya, dan siapapun membuat kesulitan atas orang lain, maka Allah akan menyulitkannya.” (HR. Malik,Daruquthni, Hakim dan Baihaqi).
Meski demikian umat juga harus ikhtiar untuk mencari obat yang dibolehkan sesuai syariat. Hal ini sesuai apa yang dikatakan Rasulullah.
Dari Jabir: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, maka akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah 'azza wajalla.” (HR. Muslim).