REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Kuba menjadi negara yang diperbincangan karena banyak mengirim tenaga medis ke negara-negara yang berjuang menghadapi peningkatan pasien virus corona. Padahal, Kuba negara dengan upah rata-rata hanya 20 dolar AS per bulan, dan mendapatkan embargo berdagangan dari Amerika Serikat (AS).
Mengapa bisa Kuba mengirim tenaga medis ketika negara lain justru kesulitan untuk menangani masalah Covid-19? Dikutip dari CNN, Kuba sejak lama sudah menjadi negara yang mengirim tenaga medisnya untuk membantu negara lain, baik secara sukarela atau dengan bayaran.
Pekerja medis yang membantu di negara lain biasanya menerima 20 persen dari jumlah gaji yang dibayarkan sebagai bentuk bantuan. Nominal itu pun jauh lebih besar ketimbang gaji dokter di Kuba sekitar 60 dolar AS per bulan.
Dengan memotong gaji dokter yang bekerja di luar negeri, Kuba justru bisa membiayai sistem perawatan kesehatan di negaranya yang diberikan gratis. Pemerintah pun fokus pada sistem mencegah penyakit daripada menunggu untuk mengobatinya.