REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Setelah mendapat penolakan warga, Rektor IBI Darmajaya, Firmansyah Alfian menawarkan kepada pemerintah daerah agar jenazah pasien terinfeksi Covid-19 yang meninggal dunia dapat dimakamkan di tempat pemakaman keluarganya. Ia mengaku, miris ada penolakan warga terhadap pasien 02 di Bandar Lampung yang dimakamkan berpindah-pindah.
"Saya dan keluarga telah bersedia pemakaman keluarga saya di Karang Anyar (Kabupaten Lampung Selatan) dijadikan tempat pemakaman jenazah pasien terinfeksi virus korona atau covid-19," kata Firmansyah Alfian kepada Republika di Bandar Lampung, Selasa (31/3).
Ia tidak tega melihat pasien 02 covid-19 yang meninggal jenazahnya terkantung-katung kemarin ketika mau dikuburkan di beberapa tempat, mendapat penolakan warga sekitar. Padahal, ungkap dia, pasien yang terkena wabah penyakit dan meninggal dunia insya Allah mati syahid. "Iya, bagaimana jika itu keluarga kita?" ujarnya.
Sebelumnya, pasien 02 terinfeksi covid-19 yang dirawat di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung meninggal pada Senin (30/3) pukul 03.00. Jenazah pasien 02 ketika mau dikuburkan pemerintah, mendapat penolakan warga sekitar baik di kawasan Batuputu maupun di Bukit Kemiling Permai. Jenazah pasien 02 akhirnya dikuburkan di kawasan Kota Baru lahan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, Selasa (31/3).
Firmansyah bersyukur mendapat kabar bahwa pasien 02 sudah dimakamkan di kawasan Kota Baru, Lampung Selatan pada Selasa (31/3) pagi. Ia berharap, masyarakat dapat cerdas dan paham dalam menyikapi wabah virus korona yang menimpa bangsa Indonesia termasuk di Lampung.
Kepada pemerintah daerah hingga ke jajaran bawah, ia berharap, dapat memberikan literasi (sosialisasi) kepada masyarakat di lapisan bawah terkait dengan virus korona dan dampaknya, serta kesiapan dalam menerima warga yang terinfeksi atau jenazahnya, agar ke depan tidak ada lagi masyarakat tidak panik dan khawatir apalagi takut.
Berdasarkan Hadist Bukhori, dia mengutip, dari Aisyah ra, ia bertanya kepada Rasulullah SAW tentang wabah penyakit yang tersebar di seluruh negeri. Kemudian beliau memberitahu, bahwa wabah itu merupakan siksaan yang ditimpakan oleh Allah Ta'ala kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, akan tetapi Allah Ta'ala menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman, maka seseorang yang tetap tinggal pada suatu daerah yang kejangkitan wabah dan ia sabar serta hanya memohon kepada Allah kemudian sadar bahwa ia tidak akan tertimpa wabah kecuali Allah akan menakdirkannya, maka ia mendapat pahala seperti pahalanya orang yang mati syahid.
Hal itulah, yang membuat Rektor IBI Darmajaya Firmansyah Alfian bersedia mewakafkan tempat pemakaman keluarganya buat pasien terinfeksi covid-19 yang meninggal. "Hal ini biar masyarakat tercerahkan dan paham, dan tidak khawatir dan takut lagi," ujarnya.