REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kasus pasien terkonfirmasi positif Corona atau Covid-19 di Kota Solo sementara ini nol. Sebab, seluruh pasien terkonfirmasi positif Corona yang dirawat di RSUD dr Moewardi Solo telah dinyatakan sembuh.
Hasil swab warga Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, pemandu wisata asal Bali serta warga Grogol, Sukoharjo, dinyatakan negatif Covid-19. "Kemarin disampaikan oleh Rumah Sakit dr Moewardi sehingga Solo bebas positif Corona," kata Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, kepada wartawan, Selasa (31/3). Hal itu sehubungan sembuhnya tiga pasien positif Covid-19 sebelumnya dirawat di RS tersebut.
Meski telah sembuh, Wali Kota meminta kepada mereka untuk tetap melakukan pola hidup bersih dan sehat serta beristirahat di rumah sehingga tidak terpapar virus lagi. Ketiga orang tersebut diwajibkan melakukan karantina mandiri selama 14 hari di rumah. Masyarakat juga diminta agar tidak mengucilkan pasien yang telah sembuh tersebut.
"Untuk itu kepada seluruh warga masyarakat Kota Solo tentunya akan semakin waspada, sehingga apa yang telah kita buat bersama-sama mendapatkan hasil. Dan yang ODP-pun nanti akan berkurang karena yang di Kedungtungkul sudah bebas dan masyarakat saya imbau tidak ada pengucilan, karena ini bukan aib tapi ini adalah virus yang bisa disembuhkan," terang Rudyatmo.
Sementara itu, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) di Kota Solo terus bertambah. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo melaporkan jumlah PDP pada Selasa (31/3) mencapai 29 orang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan dari jumlah PDP tersebut sebanyak lima orang meninggal dunia sebelum diketahui hasil swab Covid-19. Jumlah PDP yang masih dirawat sebanyak 11 orang dan yang sembuh 13 orang. Proses tes swab bagi PDP yang meninggal tetap dilakukan meski hasilnya baru diketahui beberapa hari kemudian.
Sedangkan jumlah ODP di Solo mencapai 221 orang dengan rincian tiga orang menjalani rawat inap, 200 orang karantina mandiri, dan 18 orang dinyatakan selesai pemantauan. Jumlah ODP tersebut bertambah 59 orang dari data sehari sebelumnya.
"Penambahan karena tracing dan cek di puskesmas ada indikasi muncul gejala awal. Indikasikan untuk ODP. indikatornya banyak. Kalau ODP ringan sebaiknya di rumah saja. Kalau berat akan ditingkatkan jadi PDP," jelas Ahyani
Menurutnya, dengan adanya angka nol positif Corona, masyarakat tetap diimbau agar tidak keluar rumah. Sebab, dikhawatirkan terjadi penambahan jumlah pasien terkonfirmasi. Apalagi, saat ini banyak pemudik dari Jabodetabek yang pulang ke daerah asal terutama Jawa Tengah.
"Tambah ODP itu adalah potensi kalau tidak dijaga, hati-hati, menjaga jarak jaga situasi, sabarlah dua minggu sampai empat minggu ke depan agar masyarakat gotong royong menahan diri dulu," imbuh Ahyani.
Di sisi lain, Pemkot melakukan upaya pencegahan bersama TNI, Polri dan unsur masyarakat mengikuti anjuran Kapolri dilakukan penyemprotan disinfektan secara massal di seluruh Kota Solo.
Agar tidak terjadi peningkatan angka ODP, PDP maupun pasien terkonfirmasi, Pemkot segera mengaktifkan rumah karantina di Dalem Joyokusuman dan Dalem Priyosuhartan. Dalem Joyokusuman bisa menampung 69 orang sedangkan Dalem Priyosuhartan berkapasitas sekitar 36 orang. ODP yang dirawat di dua lokasi tersebut harus memenuhi sejumlah syarat seperti kondisi rumahnya tidak memungkinkan untuk karantina mandiri.
"Kami ingin memutus mata rantai persebaran jangan sampai semakin parah. ODP memang belum tentu positif Covid-19 tapi kami indikasikan," ucapnya.
Sedangkan bagi para pemudik, Pemkot menyiapkan lokasi karantina di gedung Graha Wisata Niaga. Gedung tersebut mampu menampung 122 orang. "Ini diperuntukkan bagi pemudik yang datang ke Solo untuk memutus rantai penyebaran. Diwajibkan bagi pemudik harus menerima karantina mandiri. Mereka akan dikarantina selama 14 hari. Kalau ada penambahan maka akan kami carikan tempat lain," ungkapnya. n