REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) akan memanfaatkan rentang waktu penundaan Olimpiade Tokyo untuk lebih mematangkan persiapan para atlet, sehingga bisa tampil maksimal dan memperoleh hasil terbaik.
Menurut Sekjen PBSI Achmad Budiharto, dalam rentang waktu tersebut, para pemain dapat mengevaluasi penampilannya sekaligus menggali kekuatan dan mencari kelemahannya masing-masing.
“Penundaan olimpiade itu bersifat force majeure, tidak bisa dihindari, jadi tidak ada untung maupun rugi. Sisi positifnya adalah kami bisa mempersiapkan diri lebih baik, lebih matang menuju Olimpiade tahun depan,” kata Budi, Selasa.
Sementara itu, dia mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu pengumuman resmi dari Federasi Bulu tangkis Dunia (BWF) mengenai kepastian proses kualifikasi Olimpiade, sistem rangking Race to Tokyo serta pengaturan ulang jadwal turnamen yang ditunda.
Dia menyebutkan beberapa turnamen yang ditunda itu termasuk beberapa turnamen internasional yang akan diselenggarakan di Indonesia, di antaranya Indonesia Open 2020 BWF World Tour Super 1000 dan Indonesia Masters 2020 BWF World Tour Super 100.
“Untuk menyusun jadwal turnamen, baik yang internasional maupun nasional, kami harus menunggu konfirmasi dari BWF terlebih dahulu. Selain itu, penyusunan jadwal juga baru bisa kami putuskan setelah masa tanggap darurat COVID-19 selesai,” tutur Budi.
Seperti diketahui, Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah resmi mengumumkan waktu penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 menjadi tanggal 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. Tanggal tersebut berjarak satu tahun dari rencana awal, yaitu 24 Juli hingga 9 Agustus 2020.
Pengunduran jadwal tersebut dilakukan akibat dampak dari penyebaran COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona yang hingga kini masih terus melanda negara-negara di berbagai belahan dunia.