REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah berikut ini diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari Ali. Suatu hari, Rasulullah Muhammad SAW mengutus Ali, Zubair, dan Miqdad Al-Aswad.
Beliau berpesan, "Kalian bertiga, pergilah ke kebun buah itu." Nabi SAW menunjukkan arah yang dimaksud.
"Di sana," lanjut beliau, "kalian akan menemukan seorang perempuan yang membawa sepucuk surat. Ambillah surat itu darinya dan bawa surat itu kemari!"
Ketiga sahabat Nabi SAW itu lantas berangkat ke kebun itu. Di sana, mereka mendapati seorang perempuan.
Maka, Ali berkata kepadanya, "Keluarkan surat yang engkau bawa!"
Awalnya, perempuan itu membantah membawa surat. Akan tetapi, setelah didesak terus, ia pun mengakuinya dan menyerahkan surat itu.
Ketiga sahabat Nabi SAW itu lantas membawa surat itu kepada Rasulullah SAW. Setelah dibuka, ternyata surat itu ditulis Hathib bin Ali Baltha'ah. Alamat penerimanya adalah orang-orang musyrik di Makkah.
Surat itu berisi beberapa informasi penting berkenaan dengan Rasulullah SAW. Rupanya, dengan surat ini Hathib seperti hendak membocorkan rahasia ke tangan musuh.
Rasulullah SAW pun memanggil Hathib dan berkata, "Apa yang engkau lakukan ini?"
Hathib menjawab, "Wahai Rasulullah, jangan tergesa-gesa menuduh yang bukan-bukan kepada saya. Sungguh, saya hanyalah seorang pendatang di tengah Suku Quraisy. Saya bukan merupakan penduduk asli di Makkah.
Sebaliknya dari saya. Orang-orang Makkah yang hijrah ke sini (Madinah), mereka semua memiliki kerabat yang akan menjaga keluarga dan harta-benda mereka yang masih tinggal di Makkah.
Saya pun masih meninggalkan harta saya di Makkah, tetapi tak ada siapa-siapa (keluarga) yang menjaganya. Maka itulah, saya ingin menukar jasa kepada mereka (orang-orang kafir Quraisy). Dengan begitu, mereka tidak mengganggu harta saya yang ada di Makkah. Saya berkirim surat ini sama sekali bukan karena ingin kafir atau murtad dari Islam."
Mendengar penjelasan Hathib tersebut, Nabi SAW lalu berkata, "Ia telah berkata jujur."
Maka turunlah wahyu Allah SWT, yakni surah al-Mumtahanah ayat 1.
Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman-teman setia sehingga kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal mereka telah ingkar kepada kebenaran yang disampaikan kepadamu. Mereka mengusir Rasul dan kamu sendiri karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang, dan Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sungguh, dia telah tersesat dari jalan yang lurus."