Selasa 31 Mar 2020 21:39 WIB

Asosiasi Dai Berharap Covid 19 Berakhir Sebelum Ramadhan

Penting untuk mematuhi intruksi pemerintah dan mengikuti protokol kesehatan.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ilustrasi virus corona masuk Indonesia
Foto: MgIT03
Ilustrasi virus corona masuk Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Asosiasi Dai Daiyah Indonesia (ADDAI), Muhammad Syarif Hidayatullah berharap pandemi Covid-19 dapat segera berakhir sebelum Ramadhan tiba. Dengan begitu masyarakat Indonesia dapat menjalankan Ramadhan tahun ini sebagaimana Ramadhan di tahun-tahun sebelumnya.

"Kita semua berharap bahwa wabah ini segera berakhir, mudah-mudahan segera berakhir. Tapi inikan belum pasti, apapun bisa terjadi, termasuk Ramadhan ini apakah sama dengan tahun-tahun sebelumnya atau Ramadhan ini berbeda (karena wabah corona)," kata Syarif dalam sambungan telepon, Selasa (31/3).

Syarif menuturkan, jika memang skenario terburuk Ramadhan tahun ini masih diliputi wabah Covid-19 maka yang harus dilakukan umat Muslim adalah menyiapkan mental. Selain itu juga penting untuk mematuhi intruksi pemerintah dan mengikuti protokol kesehatan apalagi dalam kondisi berpuasa.

Karenanya ungkap Syarif, umat Muslim harus tetap menjaga kebersihan dan menjaga kesehatannya. Termasuk, jika harus melaksanakan solat taraweh di rumah dan buka puasa di rumah.

"Yang lebih penting bagi kita semua supaya virus tidak mengenai kita, korbannya bisa diminimalisir, penyebarannya tidak keluar, sehingga dalam beberapa minggu ini bisa teratasi," harapnya.

Sedangkan masjid-masjid ataupun para panitia kegiatan Ramadhan, ia menyarankan agar bisa tetap menyelenggarakan kegiatan Ramadhan secara online. Misalnya, kajian ceramah sebelum maupun setelah taraweh bisa tetap diadakan dengan cara streaming di Youtube sehingga jamaah masjid masih bisa mengikuti kajian tersebut. 

"Live streeming secara online ini alternatif yang perlu dilakukan masjid-masjid lain, yang jamaahnya sudah banyak dan memang diperlukan kajiannya agar tidak terputus. Itu paling penting," ungkapnya.

Misalnya saja Masjid Raya Bintaro Jaya di mana Syarif menjadi pengisi kajian selepas magrib. Sampai hari ini ungkapnya, Syarif bersama ustaz lainnya bergantian mengisi kajian untuk jamaahnya yang disiarkan dan dapat dilihat langsung melalui Youtube"Banyak alternatif-alternatif dalam belajar Islam," ungkapnya.

Syarif mencontohkan, sebagaimana yang dilakukan Nazwa Shihab dan para penyanyi yang juga tetap bisa berkarya di rumah masing-masing. Begitu juga dengan Dompet Dhuafa, yang pada tahun ini tidak mengirimkan Dai ke luar negeri namun membuka kajian secara online. "Dompet Duafa kan biasanya tiap tahun mengirim Dai ke luar negeri, mereka mengalihkan kegiatannya ke online," tutur Syarif.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement