Rabu 01 Apr 2020 00:59 WIB

MS Hidayat: Bob Hasan Senior yang Setia Kawan

Bob Hasan sosok yang memiliki keteguhan dan setia kawan.

 Ketua Asosiasi Atletik Indonesia Bob Hasan (kanan) terlihat sedang melakukan rias wajah sebelum wawancara di stadion Madya di Jakarta, Indonesia, 27 Juli 2018. Foto diambil pada 27 Juli 2018.
Foto: REUTERS/Beawiharta
Ketua Asosiasi Atletik Indonesia Bob Hasan (kanan) terlihat sedang melakukan rias wajah sebelum wawancara di stadion Madya di Jakarta, Indonesia, 27 Juli 2018. Foto diambil pada 27 Juli 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan menteri perindustrian Mohamad Suleman Hidayat (MS Hidayat) menilai mantan menteri perindustrian dan perdagangan Muhammad Bob Hasan yang meninggal dunia siang ini merupakan sosok yang memiliki keteguhan dan setia kawan.

“Kita semua respect dan hormat kepada beliau. Low profile, jarang mau tampil kalau tidak perlu. Keteguhannya dan setia kawannya luar biasa,” kata MS Hidayat melalui pesan aplikasi diterima di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Hidayat juga mengatakan bahwa Bob memiliki kedekatan dengan semua kalangan, mulai dari olahragawan, tentara, hingga pengusaha. Ia menambahkan, Bob juga seorang pengusaha yang selalu mau terlibat dalam memecahkan persoalan-persoalan rumit tanpa pamrih.

“Dia pernah singkat jadi menperindag di masa akhir Presiden Soeharto. Jadi dia senior saya di Kemenperin. Kadang-kadang muncul di kantor saya sekerdar bersilaturahmi,” ungkap Hidayat.

Mantan menperindag yang juga Ketua PB PASI Bob Hasan wafat pada pukul 11.00 WIB di RSPAD Jakarta, Selasa (31/3).

"Iya. Innalillahi Wa'Innalillahi Ro'Jiun. Saya tadi konfirmasi ke pak Tigor Tanjung (Sekretaris Jenderal PASI). Om Bob meninggal," kata Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Gatot S Dewa Broto.

Kabar meninggalnya Bob Hasan pada usia 89 tahun itu tersebar melalui whatsapp di kalangan media.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement