Rabu 01 Apr 2020 00:27 WIB

LIPI Kembangkan Ozon Sebagai Bahan Disinfektan Nonkimia

Ozon nanomist dinilai bisa digunakan sebagai solusi bahan dasar disinfektan nonkimia.

Pengendara sepeda motor melewati tenda sterilisasi yang mengadung cairan disinfektan. Ilustrasi
Foto: Prayogi/Republika
Pengendara sepeda motor melewati tenda sterilisasi yang mengadung cairan disinfektan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Pengembangan Instrumentasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan ozon nanomist yang bisa digunakan sebagai solusi bahan dasar disinfektan nonkimia.

"Ozon banyak ditemui di sekitar kita dan kembali menjadi oksigen secara alami," kata Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI Anto Tri Sugiarto dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Selasa (31/3).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan mekanisme penyemprotan alkohol atau klorin ke tubuh manusia. Dalam keterangan resminya, WHO menyatakan penyemprotan bahan-bahan kimia seperti yang dilakukan masyarakat di bilik-bilik disinfektan buatan sendiri dapat membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir.

Ozon merupakan bentuk lain dari oksigen yang merupakan reaksi oksigen dan sinar ultraviolet dari matahari. Sejak 1906, ozon sudah digunakan sebagai bahan dasar disinfektan karena memiliki kemampuan oksidasi yang lebih baik dibandingkan klorin dan hidrogen peroksida.

"Hal ini menjadikan ozon sangat efektif dalam membunuh berbagai jenis mikroorganisme berupa virus, bakteri dan jamur," ujar Anto.

Saat ini ozon banyak dipergunakan untuk sterilisasi bahan makanan, minuman, peralatan produksi, peralatan medis, air kolam renang, dan pada pengolahan air minum.

Bahkan, kata Anto, ozon saat ini juga dipergunakan untuk terapi beberapa jenis penyakit termasuk SARS dan MERS.

Anto menuturkan bila dipaparkan di udara dalam sebuah ruangan, ozon mampu menstrerilisasi udara dan permukaan ruangan tersebut.

Ozon juga didapati efektif untuk menonaktifkan SARS pada udara dan permukaan dengan durasi pemaparan hingga 30 menit dan dengan dosis 0,5-2,5 part per million.

Dengan kemampuan disinfeksi tersebut, ozon diyakini memiliki kemampuan membunuh bakteri atau virus yang menempel di permukaan atau di udara, dalam ruangan tertutup seperti bilik disinfektan.

"Ozon nanomist secara teknis dapat dipakai untuk menggantikan disinfektan kimia di bilik disinfektan dengan potensi risiko lebih rendah selama dipakai mengikuti durasi dan ketentuan," tuturnya.

Anto menuturkan ozon nanomist tidak serta merta menjamin seseorang dapat terbebas dari virus di dalam tubuh. Upaya pencegahan terbaik tetap dengan gaya hidup sehat dan bersih, rajin mencuci tangan dan mandi setelah beraktivitas di luar rumah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement