REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Sedikitnya 40 orang warga Tarakan, Kalimatan Utara menjalani karantina mandiri setelah mengikuti tabligh akbar dengan riwayat perjalanan dari Gowa, Sulawesi Selatan. Mereka sudah dipulangkan ke rumah masing-masing pada Selasa (31/3) dengan dibekali surat keterangan karantina dari Dinas Kesehatan Kota Tarakan.
“Mereka melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing dan wajib melaporkan diri ke ketua RT masing-masing untuk dilakukan pengawasan melalui RT Siaga Covid-19,” kata Juru Bicara Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Tarakan Devy Ika Indriana di Tarakan, Selasa.
Devy menyerukan agar warga tersebut segera melaporkan ke layanan hotline/RT Siaga Covid-19 jika mengalami gejala sakit, seperti demam, batuk, pilek dan sesak napas untuk segera dilakukan tindak lanjut. Imbauan itu juga dialamatkan kepada dua orang peserta tablig akbar yang berasal dari Nunukan.
Sementara itu, Wali Kota Tarakan Khairul mengatakan, selama para jamaah tablig akbar dari Gowa dikarantina di Gedung Sport Center, kondisinya hanya batuk dan pilek biasa.
“Tapi tetap SOP kami, mereka (jamaah) harus menyelesaikan masa karantina sampai 14 hari yang kita sebut karantina mandiri,” kata Khairul.
Saat ini jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Tarakan 10 orang, dimana jumlah PDP terkonfirmasi negatif tujuh orang, positif satu orang, dan dua orang menunggu hasil pemeriksaan spesimen. Sedangkan jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) 108 orang. Pemantauan yang dilakukan oleh puskesmas sesuai wilayah tempat tinggal ODP sebanyak 87 orang.
Selanjutnya, jumlah ODP yang sudah selesai menjalani pemantauan 21 orang dan dinyatakan sehat, serta mendapatkan surat keterangan sehat dari puskesmas.
Masyarakat yang melaporkan diri melalui hotline Dinas Kesehatan setelah melakukan perjalanan dari daerah terjangkit dan tanpa gejala dengan kondisi sehat 430 orang dan akan terus dilakukan pemantauan kondisinya, bukan dilakukan pemeriksaan.