REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia mengingatkan pemerintah harus membantu rakyat miskin di tengah wabah virus Covid-19 yang mengharuskannya bertahan di rumah tanpa bisa melakoni pekerjaan harian.
Menurut Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyiddin Junaidi, pemerintah harus mengalihkan alokasi anggaran yang ada untuk itu. "Pemerintah harus memenuhi janji-janjinya, tak usah ditahan duit itu untuk bangun ibu kota baru. Ngapain, ibu kota baru nggak perlu kita. Bantu rakyat yang miskin. Rakyat sudah setengah mati, Dia (rakyat) kalau tidak dibantu pemerintah, bisa mati berdiri," tutur dia kepada Republika.co.id, Selasa (31/3).
Muhyiddin menambahkan, pemerintah seharusnya juga melakukan pengalihan alokasi anggaran untuk membantu rakyat miskin yang terdampak wabah Covid-19.
"Peruntukannya saja dialihkan, mengapa harus mengutamakan pembangunan yang gak jelas. Jadi artinya dahulukan yang lebih penting daripada yang penting," ujar dia.
MUI menyelenggarakan rapat pimpinan pusat secara daring pada Selasa (31/3). Topik pembahasan dalam rapat itu masih menyangkut berbagai hal yang berkaitan dengan wabah virus corona atau Covid-19. Muhyiddin mengungkapkan, rapat kali ini di antaranya membahas draf imbauan MUI terkait dampak dari wabah virus Covid-19.
MUI, lanjut Muhyiddin, meminta pemerintah memenuhi janji-janjinya untuk melindungi rakyat miskin. "Pemerintah janji ingin bantu rakyat miskin, ya bantu. Akibat adanya yang terpapar ini kan jumlah orang miskin bertambah, maka siapkan anggaran. Kalau tidak disiapkan justru juga berbahaya bagi stabilitas nasional," kata dia.
MUI juga mengimbau kepada para perantau di perkotaan untuk tetap bertahan dan tidak melakukan mudik ke kampung halaman.
Untuk sementara ini, silaturahim dengan keluarga besar di kampung bisa dilakukan melalui teknologi komunikasi yang sudah sedemikian berkembang. Seperti video call, telepon atau sejenisnya.