REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memperingatkan warga untuk bersiap menghadapi dua pekan yang sangat menyakitkan. Gedung Putih memproyeksikan bahwa pandemi virus corona dapat merenggut 100 ribu hingga 240 ribu jiwa.
"Saya ingin setiap orang Amerika dipersiapkan untuk hari-hari sulit yang terbentang di depan," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
Meski Trump telah menyadari gelombang besar yang dihadapi, dia tetap menyatakan pemerintah telah melakukan penanganan awal yang baik dengan memetakan model yang tepat. Dia pun telah mengumumkan pada akhir pekan untuk memperpanjang pembatasan pertemuan hingga 30 April.
Dikutip dari The Guardian, keputusan tersebut diambil saat para ahli menyatakan antara 100 ribu hingga 240 ribuan orang AS bisa mati karena virus corona. Angka tersebut bahkan bisa terjadi jika negara tetap menerapkan langkah-langkah mitigasi.
Koordinator respons gugus tugas virus corona Gedung Putih, Deborah Birx, mengatakan model menunjukkan skenario kasus terburuk antara 1,5 juta hingga 2,2 juta kematian di AS tanpa mitigasi. Namun, langkah yang diambil dapat mengurangi gunungan korban menjadi bukit. Dia menekankan bahwa jumlahnya bisa lebih rendah jika orang mengubah perilaku mereka.
Birx menunjukkan grafik di mana New York memiliki kasus kumulatif yang paling jauh, diikuti oleh New Jersey, kemudian 48 negara bagian lainnya. Dia menyatakan harapan bahwa menjaga jarak sosial dapat mencegah wabah besar di negara-negara tersebut.
Mitigasi dini memperlambat penyebaran penyakit di Kalifornia dan negara bagian Washington. "Komunitaslah yang akan melakukan ini. Tidak ada peluru ajaib. Tidak ada vaksin atau terapi ajaib. Itu hanya perilaku," ujar Birx.