Rabu 01 Apr 2020 12:03 WIB

Soal April Mop, MUI: Jangan Peringati Kebohongan

April Mop identik dengan merayakan kebohongan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Soal April Mop, MUI: Jangan Peringati Kebohongan. Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI - KH Cholil Nafis
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Soal April Mop, MUI: Jangan Peringati Kebohongan. Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI - KH Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyoroti April Mop yang biasa diperingati mayoritas negara di dunia Barat tiap 1 April. MUI melarang umat Islam merayakan April Mop yang condong pada keburukan.

April Mop identik dengan merayakan kebohongan. Tiap orang yang memperingatinya seolah berhak berbohong tanpa konsekuensi. Tindakan tersebut tentunya melenceng dari ajaran Islam.

Baca Juga

"Kapan pun dan dalam kondisi bagaimana pun, tidak boleh berbuat bohong. Oleh karena itu, memperingati atau memberi kebebasan waktu untuk berbohong itu tidak baik," kata Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Cholil Nafis pada Republika.co.id, Rabu (1/4).

Terdapat sejumlah versi sejarah alasan peringatan April Mop. Salah satu versi menyebut April Mop bertepatan dengan peristiwa pembantaian umat Islam di Spanyol. Pembantaian tanpa kenal ampun itu menyasar anak-anak dan orang tua.

Atas dasar itu, Kiai Cholil menganggap April Mop tak pantas dirayakan umat Islam. Sebab merayakannya sama saja mendukung pembantaian tersebut.

"Apalagi dimaknai April Mop itu bagian dari pembantaian umat Islam, itu lebih menyakitkan lagi, nggak perlu diperingati oleh umat Islam," ujar Cholil.

Cholil mengingatkan umat Islam sebaiknya memperingati hal-hal yang mengandung kebaikan. Hal ini dianggap lebih dekat pada manfaat ketimbang mudharat.

"Hal yang tidak baik tidak perlu diperingati, yang perlu diperingati ialah sesuatu yang baik agar kita meniru dan melanggengkan kebaikan. Kalau yang buruk itu sebaiknya dilupakan agar tidak diulangi kembali," ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement