Rabu 01 Apr 2020 12:39 WIB

Catatan Khusus Menjalankan Sholat untuk Wanita

Ada lima catatan khusus yang perlu diperhatikan secara rinci oleh wanita.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Catatan Khusus Menjalankan Sholat untuk Wanita. Foto: Wanita shalat (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Catatan Khusus Menjalankan Sholat untuk Wanita. Foto: Wanita shalat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam menjalankan ibadah sholat, terdapat beberapa rangkaian dan urutan yang perlu diperhatikan. Menurut mazhab syafi'i, ada bebeapa rangkaian sholat yang khusus berlaku bagi muslimah. Dikutip dari buku Fiqih Seputar Wanita karya A.R. Sohibul Ulum, ada lima catatan khusus yang perlu diperhatikan secara detail oleh muslimah.

Baca Juga

Catatan pertama yakni ketika rukuk, dianjurkan bagi muslimah untuk merapatkan atau menempelkan anggota tubuhnya yang satu dengan yang lain. Anggota tubuh ini adalah antara kedua lutut dan antara kedua telapak kaki. Sementara kedua siku dirapatkan pada sisi tubuh.

Cara ini disebut sebagai bentuk menjaga aurat agar tetap tertutup. Hal ini berbeda dengan laki-laki di mana ketika rukuk dianjurkan merenggangkan perut dari kedua paha dan merenggangkan kedua siku dari sisi tubuh.

Ketika sujud, ada hal yang juga perlu diperhatikan. Dianjurkan untuk menempelkan perut dengan kedua paha. Antara kedua paha, lutut, dan telapak kaki juga dianjurkan menempel. Sementara untuk kedua siku ditempelkan pada masing-masing sisi tubuh.

Dalam hal membaca bacaan sholat, jika mengerjakan sholat di dekat laki-laki yang bukan mahramnya, maka dianjurkan untuk melirihkan suara. Dengan demikian tidak ada seorang pun yang mendengar suaranya dan menghindari dari fitnah.

Di buku tersebut dijelaskan jika suara wanita memang bukan termasuk aurat, karena tidak ada dalil sahih yang menjelaskannya. Tidak haram suara wanita terdengar kecuali dikhawatirkan terjadi fitnah.

Ketika imam salat mengalami kekeliruan atau lupa, maka makmun memiliki kewajiban untuk mengingatkan. Hal ini berlaku tidak hanya untuk makmum laki-laki namun juga perempuan. Namun ada yang berbeda dalam cara mengingatkan.

Bagi makmum muslimah, cara mengingatkan dengan menepuk bagian bawah telapak kanan ke bagian atas telapak tangan kiri. Sementara bagi makmum laki-laki mengingatkannya dengan membaca, "Subhanallah". Hal ini disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, "Barangsiapa menjadi makmum lalu merasa ada kekeliruan dalam sholat, hendaklah dia membaca tasbih. Karena jika dibacakan tasbih, dia (imam) akan memperhatikannya. Sedangkan tepukan khusus untuk wanita."

Terakhhir dalam hal aurat, aurat wanita adalah seluruh tubuh selain wajah dan kedua telapak tangan. Disunahkan bagi muslimah untuk mengenakan baju kurung dan kerudung saat mengerjakan sholat.

Imam syafi'i berpendapat, wanita harus menutupi auratnya secara baik dan benar saat menunaikan sholat. Pakaian yang dikenakannya saat rukuk maupun sujud tidak memperlihatkan bentuk tubuh serta pinggul dan bagian aurat lainnya yang sensitif.

Diriwayatkan oleh Aisyah ra, ia pernah mengerjakan sholat dengan mengenakan empat lapis pakaian. Yang demikian merupakan amalan yang disunahkan, sehingga jika di luar kemampuannya ada bagian yang terbuka, maka diberikan maaf baginya.

Dalam HR Abu Dawud dijelaskan, Imam Ahmad mengatakan, "Secara umum para ulama bersepakat tentang baju kurung dan kerudung ini. Sedang yang memakai lebih dari keduanya adalah lebih baik dan lebih menutupi." Hal ini diperkuat oleh hadis dari Ummu Salamah, ketika ia bertanya kepada Rasulullah SAW: "Wahai Rasulullah, apakah Muslimah boleh mengerjakan sholat dengan baju kurung dan kerudung? Nabi menjawab: "Boleh, asal baju kurung itu sempurna, menutupi bagian punggung dan kedua kaki."

Mengenai wajah, wanita muslimah boleh membukanya saat sholat. Hal ini tidak ada perbedaan pendapat oleh ulama yang ada. Sementara untuk kedua telapak tangan, ada dua pendapat yang berbeda.

Pertama, diperbolehkan untuk membuka yang merupakan pendapat Imam Malik dan Imam Syafi'i. Hal ini didasarkan pada riwayat dari Ibnu Abbas dan Aisyah mengenai maksud dari firman Allah SWT, yang artinya: "Hendaklah mereka tidak menampakkan perhiasannya kecuali yang boleh tampak darinya (wajah dan kedua telapak tangan).

Adapun terdapat larangan menutup telapak tangan dengan sarung tangan. Hal ini sama dengan larangan menutup wajah menggunakan cadar. Akan tetapi, menutup telapak tangan dan wajah dituliskan A.R. Shohibul Ulum dibutuhkan saat melakukan transaksi jual beli dengan lawan jenis.

Pendapat kedua mengenai telapak tangan dan wajah, dimana keduanya dianggap sebagai aurat berdasarkan sabda Nabi SAW, "Wanita itu adalah aurat." Imam Tirmidzi mengatakan hadis ini berstatus hasan shahih. Adapun yang dimaksud oleh hadis ini mencakup seluruh anggota tubuh wanita kecuali wajah. Sementara menurut kesepakatan, selain wajah, kedua telapak tangan dan kaki wanita dikategorikan sebagai aurat. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement