REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengirim pesawat bermuatan bantuan medis ke Amerika Serikat (AS). Bantuan itu dikirimkan ketika jumlah kasus infeksi virus corona yang dikenal dengan Covid-19 di Negeri Paman Sam terus bertambah.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pesawat yang berisi peralatan medis dan masker itu lepas landas dari Pangkalan Udara Chkalovsky, Moskow. Rekaman video yang dirilis Kementerian Pertahanan memperlihatkan kardus-kardus yang berisi peralatan medis di dalam pesawat Antonov An-124.
Pengiriman bantuan tersebut dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui sambungan telepon Senin (30/3) lalu. Kedua pemimpin itu membahas kerja sama untuk memerangi virus corona.
Dalam pernyataannya Kremlin mengatakan sambungan telepon itu dilakukan berdasarkan inisiatif dari Washington. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Trump menerima bantuan Rusia itu 'dengan rasa berterima kasih'.
"Presiden (Putin) menawarkan bantuan ke rekan Amerika, dengan asumsi ketika produksi bahan baku dan peralatan medis Amerika meningkat cepat, mereka akan membalas bantuan ini jika diperlukan," kata Peskov seperti dikutip oleh kantor berita Interfax, Rabu (1/4).
Selain jumlah infeksi, angka kematian karena Covid-19 di AS juga terus membengkak. pejabat kesehatan AS memperingatkan virus yang menyerang pernapasan itu dapat menewaskan sekitar 100 ribu sampai 200 ribu orang walaupun bila masyarakat tetap tinggal di rumah dan menjaga jaga seperti yang dianjurkan.
Para pakar mengungkapkan prediksi mereka saat konferensi pers bersama Trump. Para pejabat kesehatan menambahkan mereka berharap angkanya tidak sebesar itu jika semua orang melaksanakan peran mereka dalam mencegah penyebaran virus ini.
"Saya ingin setiap warga Amerika bersiap menghadapi hari-hari sulit di masa mendatang, kami akan melalui dua pekan yang sangat sulit," kata Trump yang telah memperpanjang anjuran jaga jarak sampai 30 April.
AS mencetak rekor kasus baru dalam satu hari dengan 26 ribu kasus. Hingga total kasus corona kini menjadi 189 ribu kasus. Jumlah kematian juga melonjak menjadi 4.000 kematian termasuk lebih dari 1.000 kematian di New York City.