REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Manajemen NBA dan asosiasi pemain sedang mendiskusikan mengenai pemotongan gaji pemain. Hal itu dilaporkan sebuah sumber kepada ESPN, Selasa (31/3),
Menurut laporan itu, kedua belah pihak sedang mendiskusikan pemotongan hingga 25 persen dari sisa gaji pemain. Hal ini memungkinkan para pemain dan pemilik untuk berbagi kerugian finansial seandainya liga tidak diselesaikan hingga 82 pertandingan babak reguler.
NBA 2019/2020 dihentikan tanpa batas pada malam 11 Maret, tak lama setelah diketahui bahwa Center Utah Jazz, Rudy Gobert, dinyatakan positif Covid-19.
Perjanjian perundingan bersama saat ini menyerukan agar pemain dipotonv sekitar 1 persen dari gaji mereka untuk setiap pertandingan yang dibatalkan sejak keadaan force majeure akibat virus corona. Menurut ESPN, force majeure dipicu secara otomatis setelah pembatalan musim ini.
Laporan tersebut menyatakan, komisaris NBA Adam Silver, Direktur Eksekutif National Basketball Players Association Michele Roberts dan sekelompok pengacara telah membahas rencana untuk mempersiapkan pemain jika mereka kehilangan uang karena kalah dalam pertandingan.
Laporan tersebut juga menyatakan, jika ada kelanjutan hingga 15 April, pemain akan menerima cek penuh. Tetapi mereka harus membayar uang kembali nanti jika permainan dibatalkan, dengan jumlah yang terutang ditentukan oleh formula berdasarkan masing-masing tim pemain dan gajinya sendiri.
Kolumnis ESPN Wojnarowski melaporkan, eksekutif NBA, termasuk Silver, menerima pemotongan gaji 20 persen sebagai tanggapan atas penutupan liga.