REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk akan merevisi target pertumbuhan kredit yang sebelumnya sebesar delapan persen hingga 10 persen. Adapun revisi tersebut akan masuk ke dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) pada tahun ini.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan perseroan akan merevisi kredit seiring dengan kondisi pertumbuhan ekonomi akibat virus corona.
“Kalau pertumbuhan kredit tentu kami akan revisi ke depan. Kami melihat kondisi saat ini,” ujarnya saat paparan di Jakarta, Rabu (1/4).
Soal relaksasi kredit, Bank Mandiri juga akan menyelesaikan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), sehingga mampu menekan kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Menurutnya POJK relaksasi secara keseluruhan bisa lebih fleksibel dalam melakukan restrukritisasi.
“Mudah-mudahan debitur kami yang terkena virus corona bisa tetap menjaga kolektibitas, sehingga bisa membantu tidak adanya pertumbuhan NPL,” ucapnya.
Kendati merevisi kredit, Bank Mandiri tidak ekpansif melainkan cenderung lebih selektif dalam melakukan ekspansi.
Adapun perbankan juga sudah mulai memberikan kelonggaran pembayaran kredit kepada debitur, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. Bank-bank umum seperti Bank Mandiri, BNI, BRI hingga Bank Prekreditan Rakyat (BPR) tercatat sudah memberi kelonggaran pembayaran.