Kamis 02 Apr 2020 00:08 WIB

Akibat Corona, Bank Mandiri Revisi Pertumbuhan Kredit

Bank Mandiri selektif dalam menyalurkan kredit pada tahun ini.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Dirut Bank Mandiri Royke Tumilaar (ketiga kiri) menyerahkan simbolis bantuan perlindungan asuransi bagi tenaga medis yang diterima Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. Daeng M
Foto: ANTARAReno Esnir
Dirut Bank Mandiri Royke Tumilaar (ketiga kiri) menyerahkan simbolis bantuan perlindungan asuransi bagi tenaga medis yang diterima Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. Daeng M

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk akan merevisi target pertumbuhan kredit yang sebelumnya sebesar delapan persen hingga 10 persen. Adapun revisi tersebut akan masuk ke dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) pada tahun ini.

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan perseroan akan merevisi kredit seiring dengan kondisi pertumbuhan ekonomi akibat virus corona.

Baca Juga

“Kalau pertumbuhan kredit tentu kami akan revisi ke depan. Kami melihat kondisi saat ini,” ujarnya saat paparan di Jakarta, Rabu (1/4).

Soal relaksasi kredit, Bank Mandiri juga akan menyelesaikan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), sehingga mampu menekan kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Menurutnya POJK relaksasi secara keseluruhan bisa lebih fleksibel dalam melakukan restrukritisasi.

“Mudah-mudahan debitur kami yang terkena virus corona bisa tetap menjaga kolektibitas, sehingga bisa membantu tidak adanya pertumbuhan NPL,” ucapnya.

Kendati merevisi kredit, Bank Mandiri tidak ekpansif melainkan cenderung lebih selektif dalam melakukan ekspansi.

Adapun perbankan juga sudah mulai memberikan kelonggaran pembayaran kredit kepada debitur, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. Bank-bank umum seperti Bank Mandiri, BNI, BRI hingga Bank Prekreditan Rakyat (BPR) tercatat sudah memberi kelonggaran pembayaran.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement