Rabu 01 Apr 2020 17:22 WIB

Ditolak Warga, Bupati Pimpin Pemakaman Jenazah Pasien Corona

Bupati turun tangan pimpin pemakaman jenazah pasien corona yang ditolak warga.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Bayu Hermawan
Pemakaman pasien corona (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pemakaman pasien corona (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Bupati Banyumas Achmad Husein memimpin langsung pemakaman jenazah pasien positif corona atau Covid-19, yang sempat mendapat penolakan dari warga. Achmad Husein mengatakan, Pemerintah Kabupaten Banyumas akan menyiapkan lahan pemakaman khusus untuk pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Penolakan pemakaman jenazah pasien corona terjadi karena masyarakat khawatir terhadap penularan virus tersebut. Kondisi ini terjadi saat pihak Dinas Kesehatan Banyumas akan memakamkan pasien COVID-19 yang meninggal Selasa (31/3) pagi. Dari pengamatan di lapangan, awalnya jenazah akan dimakamkan di tempat pemakaman umum sesuai alamat aslinya, di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur. Namun warga sekitar lokasi ini menolak.

Baca Juga

Kemudian pihak Dinas mencari alternatif lain, dan berencana memakamkan di tempat pemakaman umum di wlayah Kecamatan Purwokerto Selatan, namun rencana ini juga ditolak. Demikian juga saat hendak dialihkan ke pemakaman umum di salah satu desa di wilayah Kecamatan Patikraja dan Kecamatan Wangon, warga sekitar makam melakukan penolakan.

Bahkan saat dimakamkan di wilayah Kecamatan Patikraja, warga memblokir jalan masuk makam dengan memarkirkan truk tronton melintang di tengah jalan. Pada Selasa petang, petugas Dinas Kesehatan dengan mobil jenazah berangkat ke Desa Tumiyang Kecamatan Pekuncen. 

Namun kedatangan mobil jenazah ini, juga langsung dihadang warga setempat. Sejumlah warga menolak mobil ambulans tersebut masuk ke desanya. Bahkan, ada warga yang melemparkan kayu ke arah ambulans agar ambulans tidak menerobos blokade warga sekitar. Kemudian pada Rabu (1/4) pagi, warga membuat blokade di sejumlah ruas jalan masuk ke desa tersebut dengan menumpuk ban bekas, kayu dan batu.

Sekretaris Desa Sarifudin, mengaku pemerintah desa sejak awal juga tidak tahu jika wilayah desanya akan menjadi tempat pemakaman jenazah pasien Covid-19. Karena itu, pemerintah desa tidak bisa mengambil sikap ketika warga desa menolak pemakaman tersebut.

''Sejak Selasa siang, warga melihat ada orang tidak dikenal yang menggali tanah. Saat ditanya warga, jawabannya selalu berubah-ubah. Ada yang bilang untuk tower, proyek dan jawaban lain,'' jelasnya.

Hal ini menimbulkan kecurigaan, apalagi saat warga melihat ada ambulans jenazah hendak masuk ke lokasi itu. ''Hal ini yang kemudian menyebabkan warga menolak pemakaman,'' jelasnya.

Adanya pemblokiran oleh warga, akhirnya memaksa mobil ambulans tersebut kembali ke rumah sakit dengan jenazah masih di dalamnya. Adanya penolakan ini, membuat Bupati Banyumas Achmad Husein turun langsung dan memimpin pemakaman di lokasi desa tersebut pada Rabu (1/4) pagi.

Dengan mengenakan pakaian APD (Alat Pelindung Diri), Bupati bersama Kapolresta Banyumas Kombes Whisnu Caraka memberi pemahaman bahwa jenazah dan peti sudah disteril dan tidak akan menularkan virus. Meski begitu, warga tetap menolak.

Adu argumen sengit sempat terjadi antara Bupati dengan warga, sebelum akhirnya warga mengizinkan jenazah dimakamkan di lokasi tersebut. Terkait kejadian ini, Bupati menyatakan akan terus melakukan sosialisasi pada masyarakat mengenai prosedur penanganan jenazah pasien Covid-19. 

Bupati mengatakan, jenasah yang sudah dikubur tidak akan menularkan penyakit. Dia juga menyatakan, ke depan Pemkab juga akan menyiapkan lahan pemakaman khusus. ''Saat ini ada tiga lahan milik pemkab yang kita siapkan. Nanti akan kita pilih salah satu sebagai alternatif tempat pemakaman bila di lokasi pemakaman yang diminta keluarga jenazah terjadi penolakan,'' katanya.

photo
Tata cara pemakaman jenazah pasien corona atau Covid-19 - (Republika)

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement