REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Ganda Putra, Harry IP akan memanfaatkan penundaan Olimpiade Tokyo 2020 untuk evaluasi performa tim ganda putra. Khususnya usai kekalahan beruntun Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dari ganda putra Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
"Namanya di pertandingan, banyak faktor yang menentukan seorang pemain bisa jadi juara. Tim kami harus latihan lagi, banyak evaluasi, memang kemarin kalah tapi harus dilihat bagaimana kalahnya, proses ini yang lebih penting untuk pembelajaran," kata Herry, dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Rabu (1/4).
All England 2020 pada Maret lalu menjadi turnamen terakhir yang diikuti para pebulutangkis elit, sebelum menjalani absen panjang tanpa turnamen hingga akhir Mei 2020.
"Selain cari celah kelemahan lawan, kita juga cari cara untuk perbaiki apa yang jadi kelemahan kita. Tapi kita juga jangan terlalu fokus ke satu lawan saja, masih banyak lawan yang lain yang juga harus diwaspadai," lanjutnya.
Turnamen Blibli Indonesia Open 2020 yang awalnya akan dilangsungkan bulan Juni 2020 sedang diupayakan PBSI kepada BWF (Badminton World Federation) untuk diundur hingga September 2020.