REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serial orisinal GoPlay Bukan Keluarga Biasa membutuhkan masa produksi selama tiga bulan, mulai November 2019 sampai Januari 2020. Hal itu disampaikan oleh showrunner sekaligus kreator program, Nadia Hudyana.
"Ini adalah kali kedua All Stars Studio dari Famous Allstars bekerja sama dengan GoPlay. Kami melanjutkan kerja sama karena platform ini memberikan ruang bagi kami para kreator lokal untuk leluasa mengeksplorasi ide dan kreativitas," ujarnya.
Nadya yang juga menjadi produser serial mengatakan, dia melibatkan sineas Sean Monteiro demi menjaga kualitas sinematografi. Menurut Nadya, Sean adalah sutradara muda berbakat yang juga seorang spesialis reality show di Indonesia.
Bukan Keluarga Biasa mengajak penonton lebih dekat dengan keluarga selebritas Indonesia. Mereka adalah penyiar radio Sissy Prescillia, pembalap Rifat Sungkar, aktris Vanesha Prescilla, produser musik Jevin Julian, dan penyanyi Rinni Wulandari.
Serial orisinal Bukan Keluarga Biasa mengekspose hubungan Vanesha dan Sissy yang super kompak. Karena perbedaan umur yang cukup jauh, hubungan mereka jadi seperti ibu dan anak. Ditambah lagi Vanesha tinggal bersama Sissy dan suaminya, Rifat.
Bukan Keluarga Biasa merekam kedekatan Sissy dan Vanesha yang saling menjaga, kekocakan Sissy dan Rifat, serta keseruan kegiatan Kevin dan Rinni di dunia musik. Profesi yang berbeda-beda membuat kehidupan mereka sangat berwarna.
Sebagai figur publik, kehidupan keluarga mereka pun tidak luput dari konflik sehari-hari layaknya keluarga lain. Ada momen ketika kesibukan membuat mereka jarang berkumpul, sekaligus ada sebuah project yang ingin mereka realisasikan bersama.
VP Marketing GoPlay Sasha Sunu menjelaskan alasan GoPlay menghadirkan serial terbaru itu. Sasha mengatakan, drama keseharian hubungan keluarga dalam serial menawarkan tayangan unik, sekaligus mencerminkan karakter Indonesia.
"Di balik kehidupan seorang bintang, ada keluarga yang hangat, kompak, dan saling peduli. Serial ini juga akan menggambarkan pentingnya peran keluarga dalam menjadi support system," ungkap Sasha.