Rabu 01 Apr 2020 19:20 WIB

In Picture: Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Kontraksi

.

Red: Yogi Ardhi

Seorang wanita melintasi deretan toko yang tutup di Pasar Baru, Jakarta, Rabu (1/4/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 akan turun menjadi 2,3 persen dan dalam skenario terburuk bahkan bisa mencapai -0,4 persen akibat dampak dari pandemi COVID-19 (FOTO : ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

Seorang pria melintasi deretan toko yang tutup di Pasar Baru, Jakarta, Rabu (1/4/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 akan turun menjadi 2,3 persen dan dalam skenario terburuk bahkan bisa mencapai -0,4 persen akibat dampak dari pandemi COVID-19 (FOTO : ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

Seorang wanita melintasi deretan toko yang tutup di Pasar Baru, Jakarta, Rabu (1/4/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 akan turun menjadi 2,3 persen dan dalam skenario terburuk bahkan bisa mencapai -0,4 persen akibat dampak dari pandemi COVID-19 (FOTO : ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

Sebuah sepeda terparkir di depan toko yang tutup di Pasar Baru, Jakarta, Rabu (1/4/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 akan turun menjadi 2,3 persen dan dalam skenario terburuk bahkan bisa mencapai -0,4 persen akibat dampak dari pandemi COVID-19 (FOTO : ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

Seorang pria melintasi deretan toko yang tutup di Pasar Baru, Jakarta, Rabu (1/4/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 akan turun menjadi 2,3 persen dan dalam skenario terburuk bahkan bisa mencapai -0,4 persen akibat dampak dari pandemi COVID-19 (FOTO : ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, skenario perlambatan, bahkan penurunan, pertumbuhan ekonomi pada tahun ini dikarenakan semua komponen Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami tren serupa. Dari konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi penyokong ekonomi domestik hingga investasi diprediksi mengalami perlambatan maupun kontraksi.

Tren tersebut dikarenakan adanya tekanan ekonomi dari pandemi virus corona (Covid-19). Dampaknya semakin meluas, dari krisis kemanusiaan dan kesehatan, kini berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi hingga sektor keuangan.

Sri menjelaskan, dalam skenario pemerintah dengan skala berat, konsumsi rumah tangga diperkirakan melambat menjadi 3,22 persen. Sedangkan, dalam skala sangat berat, komponen ini hanya mampu menyentuh pertumbuhan 1,60 persen. Angka ini di bawah nilai yang disampaikan dalam Undang-Undang APBN 2020, yaitu 5,0 persen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement