Rabu 01 Apr 2020 19:54 WIB

Darurat Corona, Bawang dan Gula Jadi Komoditas Paling Dijaga

Kementan terbitkan RPIH untuk impor komoditas bawang demi jaga ketahanan pangan

Pekerja menyortir bawang putih asal China di pusat jual beli bawang kompleks pasar Legi Parakan, Temanggung, Jateng, Selasa (25/2/2020). Kementan terbitkan RPIH untuk impor komoditas bawang demi jaga ketahanan pangan
Foto: Antara/Anis Efizudin
Pekerja menyortir bawang putih asal China di pusat jual beli bawang kompleks pasar Legi Parakan, Temanggung, Jateng, Selasa (25/2/2020). Kementan terbitkan RPIH untuk impor komoditas bawang demi jaga ketahanan pangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan bahwa bawang putih dan gula pasir menjadi titik berat komoditas pangan untuk dijaga ketersediaan dan kestabilan harganya, terutama selama masa tanggap darurat COVID-19.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi menjelaskan bahwa Indonesia sampai saat ini masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan dua komoditas tersebut di dalam negeri."Saat ini titik berat kita adalah pada bawang putih dan gula pasir karena dua komoditas ini kita bergantung pada impor. Untuk bawang putih, Indonesia memang wilayah tropis, sedangkan bawang putih tumbuh di wilayah subtropis," kata Agung dalam wawancara yang disiarkan di salah satu TV nasional.

Agung menjelaskan bahwa untuk komoditas gula, saat ini memang harganya masih bergejolak karena ada keterlambatan proses giling tebu akibat mundurnya musim kemarau tahun lalu. Proses penggilingan tebu oleh petani lokal baru akan dilakukan pada Juni-Juli mendatang.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata gula pasir hingga Rabu (1/4) ini sudah mencapai Rp18.400 per kilogram. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan harga acuan tingkat konsumen sebesar Rp 12.500 per kg.

Agung menjelaskan bahwa pemerintah melalui Kemenko Perekonomian dan Kementerian Perdagangan telah memutuskan penambahan kuota impor gula konsumsi sebanyak 550 ribu ton.

Sebelumnya pada awal tahun ini, Kemendag telah menerbitkan izin impor gula mentah (raw sugar) untuk diolah menjadi gula kristal putih (GKP) sebanyak 438.802 ton. Dengan kata lain, total impor gula yang dibuka pemerintah mencapai 988.802 ton.

Pada akhir Maret 2020, dipastikan gula impor akan masuk sebanyak 216 ribu ton dan masuk kembali pada bulan April sebesar 252 ribu ton."Pemerintah telah Kementerian Perdagangan dan Kemenko Perekonomian telah membuat stimulus untuk pemasukan gula pasir dan bawang putih. Mudah-mudahan akhir minggu ini sudah mulai masuk. Komoditas yang lain aman karena kita masih produksi," kata Agung.

Untuk komoditas bawang putih, Kementerian Pertanian telah menerbitkan Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RIPH) untuk bawang putih sebanyak 450 ribu ton untuk kebutuhan 10 -11 bulan ke depan.

Impor bawang putih ini sudah datang melalui tiga pelabuhan besar Indonesia sejak 11 Maret lalu. Khusus melalui Surabaya, totalnya sudah ada 7.700 ton bawang putih yang sudah masuk.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto, menjelaskan kedatangan bawang putih ini diharapkan segera menurunkan harga bawang putih dari Rp 30 ribu per kg menjadi Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per kg. Saat ini, bawang putih asal China ini pun sudah masuk ke pasar-pasar di Tanah Air.

Nantinya, setiap pekan akan ada 100 hingga 150 kontainer yang akan mendarat di empat pelabuhan di Indonesia. Dengan demikian, masyarakat diminta untuk tidak melakukan "panic buying" atau belanja berlebih karena pemerintah tetap menjaga pasokan bahan baku.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement