REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) menjadi negara yang suskes menekan angka persebaran virus corona dengan menggelar tes massal virus corona dan melakukan penelusuran pasien. Pada Januari lalu, Korsel membuat setidaknya 300 ribu alat tes massal.
Kesuksesan itu membuat negara-negara lain ingin mengimpor alat buatan Korsel. Menurut laporan Reuters, Rabu (1/4), terdapat pejabat Kementerian Luar Negeri Korsel yang mengatakan menerima permintaan dari 121 negara untuk alat tes penguji virus corona.
“Kami mendapatkan banyak permintaan dari berbagai negara karena kami telah membangun pengalaman sejak awal wabah. Jumlahnya, yang sekarang menjadi 121 negara, meningkat dari hari ke hari," kata pejabat yang enggan disebutkan namanya.
Korea Selatan telah membentuk satuan tugas untuk menentukan bantuan, dan ekspor tes massal maupun bantuan kemanusiaan lainnya. Meskipun tak merinci, namun Amerika Serikat dan Italia dipastikan masuk dalam negara-negara itu.
Diketahui, Presiden AS Donald Trump meminta Korea Selatan untuk memasok perangkat medis diantaranya alat tes dan ventilator. Dengan begitu, Trump menjanjikan membantu perusahaan Korsel untuk mendapatkan persetujuan regulator AS.
Pemerintah Korsel telah meminta perusahaan biotek untuk meningkatkan kapasitas produksi tes massal kit untuk memenuhi lonjakan permintaan. Saham di beberapa perusahaan terkemuka hampir tiga kali lipat sejak awal tahun diantaranya.
Korea Selatan juga menganalisis tes coronavirus dari penyedia layanan kesehatan, Mehilainen di Finlandia. Korsel akan mengirim 18.000 sampel ke negara itu selama dua minggu ke depan.
Mehilainen, satu dari sejumlah perusahaan terbesar Finlandia yang menjadi klien Korsel mengatakan pihaknya bekerja sama dengan laboratorium Korea Selatan dan menerbangkan sampel pada penerbangan Charter Finnair.
"Pengetahuan di Korea Selatan bermutu tinggi dan ada kapasitas untuk pengujian," kata Mehilainen dalam sebuah pernyataan.
Layanan kesehatan publik Finlandia telah berjuang untuk menanggapi tingginya permintaan untuk tes. Finlandia pun membatasi permintaan tes dengan memprioritaskan petugas kesehatan dan pasien yang paling rentan atau paling sakit parah.
Perusahaan besar Finlandia telah menawarkan untuk membayar pengujian bagi karyawan yang tidak dapat mengakses sistem kesehatan publik. Pejabat kesehatan masyarakat di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea mengatakan pemerintah telah menyarankan 118 laboratorium resmi negara yang tersedia untuk pengujian yang diperuntukkan membantu Finlandia dengan catatan tidak akan mempengaruhi operasi Korea.