Kamis 02 Apr 2020 13:00 WIB

Siti Manggopoh, Mujahidah Perang Belasting (Bagian 2)

Siti tertembak di punggung kanan atas

Red: A.Syalaby
Patung Siti Manggopoh
Foto: Wikipedia
Patung Siti Manggopoh

REPUBLIKA.CO.ID, Siti Manggopoh dinilai  lihai memanfaatkan kecerdasan nalurinya untuk mencari informasi tentang kekuatan Belanda di daerahnya. Dengan taktik yang ia atur sedemikian rupa, Siti bersama pasukannya berhasil menewaskan 53 serdadu penjaga markas Belanda di Manggopoh pada satu malam di pertengahan Juni 1908.

Sambil meneriakkan takbir, Siti dan pasukannya berhasil membuat para serdadu Belanda jatuh bergelimpangan. Selanjutnya, suasana di sarang penjajah itu pun menjadi senyap. Siti dan kawan-kawan mengira pasukan Belanda yang menurut perhitungan mereka berjumlah 55 orang sudah mati semua.

Mereka pun berniat hendak kembali ke rumah masing-masing. Akan tetapi, di tengah langkah mereka yang akan pulang itu, tiba-tiba terdengar rentetan tembakan. Pasukan Siti berlarian menyelamatkan diri. Malang bagi Siti, dia tertembak di punggung kanan atas. Sementara/ suaminya, Rasyid, tertembak di bagian selangkangan. Siti berusaha menemui Rasyid. Namun, ternyata masih ada dua serdadu Belanda yang masih hidup di lokasi itu. Siti dan Rasyid pun harus berpisah jalan buat sementara waktu.

Keesokan harinya, kedua serdadu Belanda tadi melaporkan peristiwa penyerangan pos Manggopoh tersebut ke markas mereka yang berada di Lubuak Basuang. Pimpinan Belanda di Lubuak Basuang pun segera mengirim bala bantuan dari Pariaman dan Bukittinggi untuk mengamankan Manggopoh. Sejak itu, Siti dan Rasyid menjadi buronan Belanda.