REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Warga Palestina melawan pandemi virus corona Covid-19 di tengah keterbatasan obat-obatan dan peralatan medis. Blokade Israel membuat Palestina tidak memiliki sistem kesehatan yang mumpuni untuk merawat pasien.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Esref al Kudra mengatakan, pihaknya memerangi pandemi virus corona jenis baru atau Covid-19 dengan kemampuan yang terbatas. Kudra mengatakan, Palestina memiliki 43 persen persediaan obat-obatan, 25 persen perlengkapan medis habis pakai, dan 65 persen dari persediaan bank darah dan laboratorium telah digunakan.
"Kekurangan yang paling besar adalah alat sterilisasi dan alat pelindung diri," kata Kudra, dilansir Anadolu Agency, Rabu (2/4).
Kudra mendesak otoritas lokal, regional, dan internasional untuk segera mengambil tindakan dan menyediakan pasokan alat medis bagi Palestina. Kudra menambahkan, Palestina hanya memiliki 63 ventilator dan 78 unit tempat tidur di unit perawatan intensif (ICU).
Jumlah tempat tidur itu tidak dapat memenuhi kebutuhan, karena tingkat hunian pasien di rumah sakit mencapai 72 persen. Kudra mengajukan permohonan mendesak untuk 100 ventilator dan 140 tempat tidur di ICU.
Otoritas Palestina mengkonfirmasi 134 kasus Covid-19, sebanyak 12 di antaranya di Jalur Gaza dan 122 di Tepi Barat. Virus corona menyerang saluran pernapasan sehingga menyebabkan pneumonia bahkan kematian.