REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi telah membuat akun Facebook. Dalam unggahan pertamanya pada Rabu lalu, dia mengatakan alasannya membuat akun Facebook adalah untuk berkomunikasi lebih cepat dan efisien dalam menghadapi pandemi virus corona atau Covid-19
Dalam beberapa jam, unggahan Suu Kyi tersebut telah mendapatkan 310.000 likes, dengan 700.000 pengikut. Selain itu, akun Suu Kyi juga telah diverifikasi oleh Facebook. Sebelumnya, Suu Kyi mengatakan bahwa dirinya enggan membuka akun media sosial.
Unggahan pertama Suu Kyi di Facebook bertepatan ketika Human Rights Watch (HRW) memperingatkan bahwa 350 ribu warga Myanmar berada di jalur bencana kesehatan masyarakat, terutama di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, para pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh rawan terinfeksi Covid-19. Hal itu karena, mereka hidup dalam penampungan yang penuh sesak dengan sanitasi kebersihan yang tidak mumpuni.
Sebelumnya, Facebook telah mengakui bahwa platformnya digunakan untuk menghasut kekerasan yang menewaskan ribuan warga Rohingya pada 2017. Tragedi itu menyebabkan ratusan ribu warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh.
Reputasi Suu Kyi sebagai ikon hak asasi manusia telah rusak oleh pembelaannya atas tuduhan genosida terhadap Rohingya di pengadilan internasional (ICJ). Pengadilan memerintahkan Myanmar untuk mengambil langkah mencegah genosida terhadap Rohingnya. Myanmar selalu bersikeras bahwa operasi militer pada 2017 dilakukan untuk mengatasi ancaman ekstremis di negara bagian Rakhine.