Kamis 02 Apr 2020 16:46 WIB

Mau 'Ngaji Online' di JIC? Begini Caranya

Menuntut ilmu adalah keharusan, kapanpun, di manapun

Rep: Muhyiddin, Zahrotul Oktaviani/ Red: A.Syalaby
Gedung Jakarta Islamic Centre (JIC) Jakarta.
Foto: Dok JIC
Gedung Jakarta Islamic Centre (JIC) Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam  Jakarta Islamic Centre (JIC) menyelenggarakan pendidikan Islam berbasis daring dengan memanfaatkan media sosial, seperti Facebook dan What'sApp. Pasalnya, selama masa tanggap darurat wabah virus Corona atau Covid-19, masyarakat sekarang diharuskan berada di rumah. 

Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan JIC, Ustaz Rakhmad Zailani Kiki bersyukur di era sekarang ini pihaknya bisa memberikan pendidikan agama melalui android selama wabah virus Corona. 

“Umat harus tetap mendapatkan pendidikan, dalam hal ini pendidikan keislaman. Karena menuntut ilmu adalah keharusan, kapanpun, di manapun dan dalam situasi apapun," ujar Ustaz Kiki dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (2/4). 

Menurut dia, ada lima jenis pendidikan daring yang akan diselenggarakan oleh Jakarta Islamic Centre. Pertama, yaitu pendidikan fiqih bekal Ramadhan dengan menggunakan kitab Safinatunnajaa. Kedua, pendidikan falakiyah (astronomi Islam). Ketiga, pendidikan penulisan dan jurnalistik. Keempat, pendidikan menghafal Alquran metode HATAM. 

"Dan kelima pendidikan jodoh dan pra nikah metode Kuantum Jodoh," kata Ustaz Kiki. 

Untuk mengikuti lima jenis pendidikan tersebut, para peserta harus mendaftar terlebih dahulu ke nomor kontak 081916296442 atau 085885535124. Kelima jenis pendidikan ini akan dimulai serentak pada Kamis (9/4) mendatang. 

Sementara itu, Kepala Sekretariat Jakarta Islamic Centre, Ahmad Juhandi mendukung dan mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurut dia, di tengah wabah virus Corona memang harus ada inovasi untuk memberikan pendidikan keagamaan kepada masyarakat. 

"Dalam kondisi seperti ini pendidikan untuk menambah ilmu keagamaan tidak boleh berhenti. Harus ada inovasi dengan melalui berbagai media yang memungkinkan. Semoga kegiatan belajar melalui online ini bisa bermanfaat dan bisa mengurangi dampak penyebaran Covid-19," jelas Juhandi. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement