Kamis 02 Apr 2020 17:35 WIB

KTT Iklim PBB 2020 Ditunda karena Wabah Covid-19

KTT Iklim PBB dijadwalkan kembali pada 2021 karena wabah virus corona.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Perubahan iklim (Ilustrasi)
Foto: PxHere
Perubahan iklim (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim PBB, COP26 diputuskan ditunda karena pandemi virus corona tipe baru atau Covid-19 yang mewabah di seluruh dunia. KTT direncanakan diadakan di Kota Glasgow, Skotlandia pada November.

"Mengingat efek Covid-19 yang sedang berlangsung di seluruh dunia, mengadakan COP26 yang ambisius dan inklusif pada November 2020 tidak lagi mungkin," kata pemerintah Inggris dalam sebuah pernyataan dikutip Channel News Asia, Kamis (2/4).

Baca Juga

Pernyataan itu mengatakan, bahwa tanggal untuk konferensi yang dijadwalkan kembali pada 2021 akan diumumkan kemudian. Sekitar 30 ribu orang, termasuk 200 pemimpin dunia biasanya menghadiri konferensi selama 10 hari untuk perundingan penting dalam menghentikan kenaikan suhu global.

Panel PBB pada 2018 lalu menyimpulkan, menghindari kekacauan iklim global membutuhkan perubahan besar dalam masyarakat dan ekonomi dunia. Emisi CO2 global diperlukan untuk turun 45 persen pada 2030 dan mencapai "nol bersih" pada 2050. Hal itu tidak lain untuk membatasi kenaikan suhu pada 1,5 derajat Celcius atau batas aman ditetapkan sebagai tujuan dalam perjanjian Paris.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan ia mendukung keputusan untuk menunda KTT Iklim tahun ini karena upaya untuk menekan virus dan melindungi kehidupan adalah prioritas utama PBB. "Krisis manusia yang dramatis ini juga merupakan contoh bagaimana negara-negara yang rentan, masyarakat dan ekonomi terhadap ancaman eksistensial," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Negara-negara harus bekerja untuk melindungi kesehatan manusia dan planet ini yang tidak pernah lebih berisiko dari sebelumnya," ujarnya menambahkan.

Sekretaris Eksekutif Perubahan Iklim PBB Patricia Espinosa mengatakan penundaan itu tidak dapat dihindari, meski pandemi tidak seharusnya mengalihkan dunia dari tantangan perubahan iklim. "Covid-19 adalah ancaman paling mendesak yang dihadapi umat manusia saat ini, tetapi kita tidak bisa melupakan bahwa perubahan iklim adalah ancaman terbesar yang dihadapi umat manusia dalam jangka panjang," katanya.

Sejumlah aktivis iklim menyadari perlunya menunda konferensi karena krisis kesehatan global, tetapi mendesak pemerintah untuk tidak melupakan komitmen iklim mereka. "Sementara acara dapat ditunda, perubahan iklim tidak akan berhenti bahkan untuk pandemi," kata Alden Meyer, seorang spesialis negosiasi iklim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement