REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau gudang raw sugar milik PT Permata Dunia Sukses Utama di Cilegon, Banten, Kamis (2/4) sore, untuk memastikan stok gula konsumsi untuk masyarakat tercukupi hingga Idul Fitri. Kunjungan Menteri Syahrul ini merupakan tindak lanjut perintah Presiden Joko Widodo agar para menteri memantau ketersediaan 11 komoditas pangan hingga ke lapangan.
"Kami lakukan berbagai cara termasuk salah satunya mengajak pabrik gula rafinasi ini untuk ikut membantu memenuhi kebutuhan gula masyarakat, kami minta untuk memproduksi gula pasir putih konsumsi," kata Syahrul, Kamis (2/4).
Syahrul menilai kelangkaan gula yang terjadi beberapa bulan ini diindikasikan karena adanya keterlambatan distribusi stok ke pasar. Selain itu, kelangkaan juga dipengaruhi dampak pandemi Covid-19 yang mengakibatkan kondisi "panic buying" masyarakat di sejumlah daerah.
Oleh karena itu, ia meminta sejumlah pabrik gula di Indonesia untuk membantu ketersediaan gula konsumsi dan mempercepat pendistribusiannya hingga ke pasar dan konsumen.
Kementan pun mengajak industri dan pabrik gula rafinasi untuk mengolah raw sugar atau gula mentah menjadi gula kristal putih yang biasa dikonsumsi masyarakat dengan harga sesuai acuan, yakni Rp 12.500 per kg.
Syahrul meyakini, ketersediaan gula mencukupi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri yang didukung dengan prediksi panen tebu di sejumlah wilayah. Panen serta masa giling tebu ini diprediksi terjadi Mei dan Juni mendatang.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan telah mengalihkan stok sebesar 250 ribu ton gula rafinasi yang biasa digunakan oleh industri makanan dan minuman, untuk diolah menjadi gula kristal putih atau gula konsumsi masyarakat.
"Kami yakin stok aman. Kita punya persiapan 250 ribu ton gula dari pabrik-pabrik yang ada, ditambah gula impor yang masuk hingga 150 ribu ton, serta Juni nanti dari petani kita akan ada panen jumlahnya sekitar 500 ribu ton sampai dengan 600 ribu ton," kata Syahrul.