REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur kesehatan masyarakat Liverpool, Mathew Ashton mengatakan, peningkatan kasus virus corona (covid-19) di kota itu mungkin dipengaruhi oleh keputusan untuk tetap menggelar laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions 2019/2020 antara Liverpool melawan Atletico Madrid di tengah wabah. Laga tersebut digelar di Anfield pada 12 Maret 2019 lalu.
Kala itu, virus corona sudah mulai mewabah di Inggris. Sehingga yang tadinya hanya ada 14 kasus di kota itu pada 20 Maret, membengkak menjadi 309 kurang dalam dua pekan. Salah satu buktinya, dua insan Liga Primer Inggris, Mikel Arteta dan Callum Hudson-Odoi, pun dinyatakan terinfeksi satu hari setelah laga tersebut digelar.
Dari situ, tak mengherankan apabila laga melawan Atletico, klub asal Spanyol, menjadi pertandingan terakhir Liverpool sampai saat ini. Ya, beberapa hari setelah laga tersebut, semua kompetisi sepak bola di Inggris dan Eropa ditangguhkan.
"Itu bukan keputusan yang tepat untuk menggelar pertandingan. Orang-orang tidak sengaja membuat keputusan buruk, mungkin keseriusan situasi tidak dipahami oleh pemerintah pada saat itu," kata Ashton dikutip dari Sportsmole, Jumat (3/4). "Meskipun kita tidak akan pernah tahu, pertandingan Atletico bisa jadi salah satu acara budaya dan pertemuan yang mempengaruhi pamor Liverpool."
Hal itu, lanjut Ashton, pasti akan termasuk dalam daftar pembelajaran dan untuk penyelidikan di masa mendatang. Sehingga organisasi dapat belajar dan tidak membuat kesalahan serupa.
Sehari sebelum pertandingan yang dimenangkan Atletico 3-2 setelah perpanjangan waktu untuk menang agregat 4-2 di depan 54 ribu penggemar, La Liga Spanyol telah mengumumkan semua pertandingan di dua divisi teratasnya harus dimainkan secara tertutup. Sejak itu, semua liga utama Eropa telah ditutup.
La Liga telah ditunda tanpa batas waktu, sementara klub Liga Primer akan berkumpul melalui panggilan konferensi untuk mempertimbangkan kelanjutan kompetisi.