Jumat 03 Apr 2020 09:28 WIB

Tak Keluar Rumah Dapat Pahala Mati Syahid

Wawancara Sekjen Ikadi

Rep: Andrian Saputra/ Red: A.Syalaby
Sekretaris Jenderal Ikadi Ustaz Ahmad Khusyaeri
Foto: Ikadi
Sekretaris Jenderal Ikadi Ustaz Ahmad Khusyaeri

REPUBLIKA.CO.ID, Berada di rumah saja selama wabah bukan berarti tidak bisa beribadah. Banyak amalan yang bisa dilakukan dari rumah dari shalat hingga  bersedekah. Untuk membahas ini,  Republika mewawancarai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Ustaz Ahmad Khusyaeri.

Dalam kondisi physical distancing dan berdiam di rumah, apa yang bisa diperbuat seorang Muslim membantu pencegahan wabah Covid-19?

Perlu dipahami oleh seorang muslim bahwa diamnya kita di rumah dalam kondisi wabah virus corona ini adalah ibadah. Karena berdasarkan penjelasan para ahli inilah cara yang paling efektif untuk memutus penyebaran virus. Dan insya Allah ini termasuk mengamalkan hadits Nabi tidak boleh menimbulkan madharrat/bahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Juga termasuk bagian mentaati Ulum Amri, ulama dan umaro atau pemerintah.

Inilah kesempatan untuk memperkuat ruhiyah spiritual Quwwah Ruhiyyah dengan memperbanyak tilawah Al Qur'an, dzikir, doa, istighfar, baca sholawat. Kesempatan emas untuk menunaikan sholat, bukan hanya sholat fardhu tapi sholat-sholat sunnah, yang mungkin selama ini kurang diperhatikan dan dijalankan. Semoga ini bisa menjadi sarana pemicu diangkatnya wabah virus corona oleh Allah. Ini kesempatan memperkuat soliditas ketahanan keluarga Al Itiqrar Al 'Aaili. Barangkali selama ini kita sering jauh dari keluarga maka ini kesempatan emas selama social distancing ini untuk memperkuat keharmonisan hubungan keluarga.

Membersamai anak-anak dalam kebaikan, mengerjakan tugas sekolah, sholat berjamaah bersama, tadarrus Al Qur'an bersama. Dan kalau seluruh keluarga Indonesia yang mayoritas muslim, melaksanakan agenda-agenda ini selama stay at home, maka insya Allah kita akan melihat masyarakat Indonesia pasca wabah corona ini akan menjadi lebih baik, diberkahi Allah dan semua keluarga yang seperti itu akan menjadi keluarga bahagia di dunia dan di Surga.

Adakah ibadah-ibadah utama yang bisa dilakukan di rumah terutama ketika adanya wabah?

Tadi sudah disebutkan.Dan bagi yang biasa sholat berjamaah di masjid, insyaallah juga tetap dapat pahala sholat berjamaah di masjid, selama sholat berjamaah di rumah bersama keluarga. Bahkan ada berita gembira dari Nabi tentang ini. Siapaa yang tidak keluar rumah saat terjadi wabah maka dia mendapat pahala orang yang mati syahid sekalipun tidak mati. Termasuk ibadah di rumah, memperdalam agama dengan membaca buku-buku agama dan melihat acara-acara keagamaan di media bersama keluarga.

Bagaimana pendapat anda dengan gerakan berbagi yang digagas sejumlah lembaga filantropi, organisasi keislaman, aktris untuk membantu warga kurang mampu karena terdampak imbauan diam di rumah akibat wabah corona?

Tentu ini gerakan mulia dan memang sudah seharusnya kita semua baik sebagai individu maupun komunitas itu bergerak membantu saudara kita, bisa kerabat, tetangga, teman dan warga kurang mampu karena terdampak kebijakan di rumah saja. Gerakan ini adalah panggilan agama, kewajiban syar'i, sebelum panggilan sesama warga negara. Allah memerintahkan kita utk saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa. Bahkan, di dalam Alqur'an surat Al Maaun Allah menegaskan bahwa orang yang tidak memperhatikan saudaranya yang kurang mampu dan masuk dalam katagori mustadh'afin orang-orang lemah secara ekonomi seperti anak yatim dan kaum fakir miskin, termasuk mendustakan agam.

Apakah Ikadi juga melakukan penggalangan dana untuk penanggulangan Covid-19?

Alhamdulillah sejak awal Ikadi telah bergerak aktif dengan memberikan tau'iyah, pencerahan kepada umat dan bangsa dengan mengeluarkan tadzkirah.  Menyerukan jihad harta dengan memobilisasi dana bekerja sama dengan lembaga filantropi nasional dan internasional.

Banyak masyarakat di kota besar yang sudah memilih mudik karena tak ada mata pencaharian? seperti apa pendapat dan imbauan Ikadi?

Menurut kami semua harus berpikir jernih tentang mudik ini. Tentu kita berharap kondisi ke depan semakin membaik, tidak semakin parah wabah ini. Tapi jika Allah takdirkan kondisinya belum membaik jangan sampai mudik yang tujuan awalnya ingin bahagia bersama keluarga, malah jadi membawa bencana kepada keluarga, karena saling menularkan virus corona. Karena penularan virus ini tidak bisa dideteksi. Berkumpul bersama keluarga besar di kampung bisa ditunda hingga kondisi benar-benar dipastikan aman dan wabah ini telah hilang

Apa pesan anda bagi da'i, tokoh agama dan tokoh masyarakat terkait wabah corona?

Pesan kami kepada para da'i, tokoh agama dan tokoh masyarakat agar terus hadir membersamai umat dan bangsa melalui beragam media sosial dan lainnya dengan beberapa cara. Melalui nasehat-nasehat yang bisa menenangkan dan mengingatkan umat untuk menyikapi dengan baik dan benar tentang wabah ini. Mengingatkan umat untuk mengikuti protokol kesehatan demi kemaslahatan bersama. Mengingatkan umat agar tidak mudah termakan hoaks. Membantu umat dan masyarakat untuk mengikuti seruan dan program pemerintah untuk membendung penularan virus corona. Dan mengajak umat untuk muhasabah, banyak berdoa, beristighfar dan bersedakah membantu sesama.

sumber : Dialog Jumat
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement