REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Jumlah sampah masker di Kota Sukabumi meningkat pada masa pencegahan penyebaran Covid-19 atau Corona. Selain itu, sampah rumah tangga juga naik akibat masa belajar di rumah dan penerapan flexible working arrangement (FWA) di lingkup Pemkot Sukabumi.
Kepala Bidang Pelayanan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, Eneng Rahmi, mengatakan, saat ini per harinya produksi sampah Kota Sukabumi mencapai sebanyak 174 ribu ton. Rahmi mengatakan, saat ini produksi sampah yang meningkat adalah jenis sampah medis, khususnya masker.
"Masker bekas pakai sebaiknya tidak disimpan di tempat pembuangan sementara (TPS). Jika pun disimpan harusnya memperhatikan aspek safety atau keamanan," ujar Rahmi, Jumat (3/4).
Rahmi menerangkan, ada beberapa cara aman untuk membuang sampah masker, salah satunya dengan melipat masker sehingga kuman atau droplet ada di bagian dalam lipatan. Selain itu disinfeksi masker dengan disinfektan.
"Rusak masker dengan cara menggunting tali dan tutupnya sebelum dibuang, dan terakhir buang pada tempat tahan air dan tertutup serta berikan tanda infeksius," lanjut Rahmi.
Sementara itu, Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, mengatakan, petugas kebersihan harus menerapkan standar protokol kesehatan maksimal dalam menjalankan tugasnya. Hal ini untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Sampah juga harus dipilah oleh warga untuk memudahkan petugas kebersihan bertugas, ini juga untuk mendorong aspek keamanan dalam pencegahan Covid-19," jelas Fahmi.