Jumat 03 Apr 2020 17:03 WIB

Alasan Mengapa Belajar Bahasa Penting dalam Memahami Alquran

Alquran diturunkan dalam bahasa Arab dengan keindahan tata bahasa.

Alquran diturunkan dalam bahasa Arab dengan keindahan tata bahasa. Ilustrasi Anak membaca Alquran
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Alquran diturunkan dalam bahasa Arab dengan keindahan tata bahasa. Ilustrasi Anak membaca Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, Memahami makna dan kandungan ayat-ayat Alquran belum lengkap tanpa menguasai ilmu bahasa Arab. Sebab, Alquran diturunkan dalam bahasa Arab. 

Pemahaman bahasa Arab itu sendiri juga belum lengkap tanpa mengetahui tata bahasa Arab. Sebab, dalam bahasa Arab, terdapat struktur bahasa, seperti ilmu nahwu, sharaf, balagah, mantiq, ma'ani, bayan, dan sebagainya. Ilmu-ilmu inilah yang membuat sistem bahasa Arab menjadi indah dan kaya makna.

Baca Juga

Seseorang yang belajar bahasa Arab perlu mempelajari ilmu tata bahasa Arab ini. Sebab, dengan menguasai ilmu tersebut, mereka akan mudah dalam menyusun kata-kata sehingga menjadi sebuah kalimat yang sarat dengan makna.

Sebagaimana dikatakan Muhammad Abu Dawud as-Shonhaji (672-723 H), pengarang kitab Matan Ajurumiyah, kalimat (kalam) adalah sebuah lafaz yang tersusun dari beberapa kata sehingga menimbulkan makna dan memberi faedah. Al-Kalamu huwa al-lafzhu al-murakkabu al-mufiidu bi al-wadh'i.

Oleh karena itu, tanpa menguasai ilmu tata bahasa Arab, seseorang juga tidak akan mampu menyusun kata-kata dalam bahasa Arab dengan baik agar menjadi sebuah kalimat yang indah dan bermanfaat bagi orang lain. 

Kitab Jawhar al-Maknun Karya Abdurrahman bin Sayyid Muhammad ash-Shagir bin Muhammad bin Amir al-Akhdhari dari Maroko dan bermazhab Maliki (wafat 984 H atay 1585 M), berisi tentang sastra bahasa Arab (balaghah). Karena itu, dengan menggunakan sastra Arab, sebuah kata atau kalimat akan menjadi sangat indah. Itulah keindahan bahasa sastra.

Misalnya, dalam salah satu nazamnya, Syekh Abdurrahman al-Akhdhari mengatakan, Mawadatuhu taduumu likulli hawlin. Wa hal kullu mawadatuhu taduumu. (Cintanya akan abadi sepanjang masa. Lalu, apakah setiap cintanya akan abadi?).

Inilah salah satu keindahan bahasa dalam tata bahasa Arab yang bernama balaghah. Begitu juga dalam syair-syair Barzanji, Diba', Habsyi, dan lainya. Para pengarang sering mengungkapkan kepribadian Rasulullah SAW yang agung. Misalnya, Anta Syamsun Anta Badrun, Anta Nuurun fawqa Nuuri. (Engkau laksana matahari. Dan, Engkau adalah pahlawan Badar. Engkau bagaikan cahaya di atas cahaya).

Kata-kata seperti inilah yang membuat sebuah kalimat menjadi indah dan menakjubkan. Bahkan, dapat membuat pendengarnya kagum dan takjub. Begitulah ayat-ayat Alquran. Keindahan bahasanya, keagungan isinya, dan kedalaman maknanya membuat banyak orang mengakui akan kebenaran dan kebesaran Penciptanya, Allah SWT.

Sesungguhnya, setiap kalimat umumnya tersusun seperti apa adanya. Namun, dengan memasukkan sastra atau balaghah ke dalamnya, susunan kata-kata itu akan menjadi indah karena adanya kata yang dibuang. 

Misalnya, dalam kalimat pendek seperti Anta Syamsun. Kalimat ini, menurut beberapa ahli balaghah, aslinya tersusun dari kata Anta ka syamsi (engkau seperti matahari). Keduanya memiliki makna yang sama. Namun, kalimat pertama jauh lebih indah dibandingkan kalimat kedua.

Disinilah keindahan tata bahasa Arab. Karena itu, tak heran bila para pemuka Quraisy di zaman dahulu sangat pandai dan ahli dalam bermain kata-kata dan membuat syair. Syair-syair yang terbaik ditempelkan di dinding Ka'bah.

Ketika Alquran menantang para pemuka Quraisy ataupun penyair terhebat di dunia ini untuk menyusun atau membuat kalimat seindah Alquran, mereka tidak sanggup melakukannya. Bahkan, ketika Musailamah al-Kazzab yang mengaku sebagai nabi palsu mencoba menandingi keindahan Alquran, ia malah tak sanggup membuatnya.

Sesungguhnya, ayat Alquran itu amatlah sempurna. Alquran menyimpan banyak khazanah ilmu pengetahuan yang sangat dalam. Ia juga bagaikan lautan ilmu yang tiada bertepi.

 

 

 

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement