REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Jawa Tengah, telah menerima rapid test Covid-19 pada Kamis (2/4). Selain DKK, sejumlah rumah sakit di Kota Solo juga menerima rapid test dengan jumlah berbeda.
DKK Solo menerima sebanyak 75 unit rapid test. Sedangkan rumah sakit rujukan lini pertama yakni RSUD dr Moewardi menerima 50 rapid test. Sementara rumah sakit rujukan lini kedua menerima masing-masing 30 rapid test yakni RS Kasih Ibu, RS dr Oen Kandangsapi, RST Slamet Riyadi, dan RS PKU Muhamamdiyah Solo.
"Kalau DKK nanti rapid test-nya untuk ODP sesuai data DKK," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Solo, Tenny Setyoharini, kepada wartawan, Jumat (3/4).
Sedangkan rapid test untuk rumah sakit rujukan lini kedua di Solo akan digunakan oleh tenaga medis yang bersentuhan langsung dengan pasien suspect maupun yang terkonfirmasi positif corona.
Dia menambahkan, RSUD Ngipang yang juga menjadi rumah sakit rujukan lini kedua tidak mendapat jatah rapid test. Sebab, pada saat pendataan tidak merawat pasien suspect maupun pasien terkonfirmasi positif corona.
Pemeriksaan menggunakan rapid test tersebut dilakukan mandiri oleh rumah sakit yang bersangkutan kemudian laporannya langsung ditujukan ke Provinsi Jawa Tengah.
Sebelumnya, Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan hasil rapid test tak bisa menjadi tegakan diagnosa. Meski hasil tes negatif, belum tentu orang tersebut terbebas dari virus corona. Rapid test disebut sebagai langkah awal sebelum seorang pasien diputuskan perlu tidaknya melakukan PCR (polymerase chain reaction).
Rapid test bukan memeriksa virus secara langsung, tapi yang diperiksa adalah imunoglobulin atau antibodi dari manusia
"Hasil rapid test tidak pasti. Kalau hasil rapid test positif, maka harus dilakukan pemeriksaan PCR, yakni swab lendir tenggorokan. Sedangkan kalau negatif belum tentu negatif, tetap harus karantina mandiri karena hasil pasti positif itu bisa baru muncul pada hari ketujuh masa inkubasi," ujarnya.