Jumat 03 Apr 2020 17:26 WIB

Covid-19, Kalbar Lihat Peluang untuk Populerkan Kembali VCO

VCO kembali banyak dicari sejak pandemi Covid-19 merebak.

Minyak kelapa murni alias virgin coconut oil (VCO) makin banyak dicari setelah Covid-19 menjadi pandemi. Kalbar pun tertarik untuk kembali memproduksinya.
Foto: Pixabay
Minyak kelapa murni alias virgin coconut oil (VCO) makin banyak dicari setelah Covid-19 menjadi pandemi. Kalbar pun tertarik untuk kembali memproduksinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) menjadi peluang baru di tengah pandemi Covid-19 berkat khasiatnya dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Barat, Heronimus Hero, mengungkapkan, potensi kelapa untuk produk VCO di provinsinya sangat besar.

Hero menjelaskan, VCO sangat baik untuk meningkatkan daya imunitas tubuh. Ada bahan aktif yang terkandung dalam asam lemak jenuh.

Baca Juga

"VCO bersifat anti virus, sementara daya tahan tubuh kita di tengah wabah Covid- 19 penting dijaga," ujar Hero di Pontianak, Jumat.

Wabah Covid-19, menurut Hero, merupakan momen yang tepat untuk kembali memopulerkan VCO. Sebelumnya, VCO sempat hilang dari pasar Kalbar dan hanya sedikit saja yang masih produksi.

"Sekarang bisa jadi momen kebangkitan kembali industri dan nilai tambah kelapa dalam," tuturnya.

Menurut Hero, popularitas VCO sempat turun karena masyarakat menganggap tidak memerlukannya. Akan tapi, sejak Covid-19 mewabah, orang pun menyadari bahwa penyakit itu hanya bisa dilawan dengan imunitas tubuh dan VCO dapat menjadi alternatif pilihan masyarakat.

Sejauh ini, menurut Hero, potensi kelapa dalam di Kalbar sangat besar. Ia menyebutkan, seperti di Kubu Raya, Mempawah, Sambas, dan lainnya. Hanya saja petani masih menjual dalam bentuk kelapa bulat dan kopra.

"Sebagian besar dan mendominasi petani menjual kelapa dalam bentuk kelapa jambul dan kopra saja," jelas dia.

Terkait pengembangan VCO di Kalbar menurutnya sudah perusahaan lokal di Kalbar yang tengah merintis. Bahkan VCO yang dihasilkan dari kelapa dalam organik. Segala berbau organik saat ini sangat diminati pasar baik dalam dan luar negeri.

"Kita awal tahun kemarin telah melakukan verifikasi untuk memberikan rekomendasi kepada kebun petani di Padang Tikar 2, Kubu Raya. Sebab ada perusahaan lokal siap manapun hasil kelapa dalam organik masyarakat sebagai bahan baku VCO," kata dia.

Pihaknya sangat mendukung upaya berbagai pihak yang bisa meningkatkan nilai tambah petani. Ia menjelaskan, VCO merupakan produk yang dihasilkan dari proses hilirisasi terhadap kelapa dalam.

"Dengan ada nilai tambah petani, bukan hanya menjual bahan baku saja, namun hilirisasi tentu meningkatkan nilai tukar petani. Dengan demikian petani bisa lebih sejahtera," kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama PT Indowell Cipta Lancar, Yan Andria Soe, mengatakan bahwa saat ini pihaknya butuh bahan baku kelapa dalam organik. Pihaknya tengah mengajukan sertifikasi kebun organik ke lembaga yang memang berwenang.

"Tentu kami butuh rekomendasi juga dari pemerintah daerah dan bersyukur Disbun Kalbar sangat menyambut baik dan membantu," kata dia.

Yan mengatakan, pabrik minyak kelapa murni miliknya berada di Batu Layang, Pontianak. Saat ini sudah dilakukan audit dari BPOM Pontianak.

"Saat ini minyak kelapa murni ini primadona di luar negeri. Kami menargetkan ekspor. Bahan baku dari Padang Tikar 2," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement