REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembalap MotoGP tim Aprilia, Andrea Iannone mengaku hengkang dari tim Ducati adalah penyesalan terbesarnya dalam dunia balap sepeda motor. Sejak menjuarai Moto2, pembalap berpaspor Italia itu promosi ke Ducati bersama Andrea Dovisiozo, namun akhirnya hengkang pada 2016.
Ia pun meraih kemenangan pertamanya dalam kasta MotoGP ketika berseragam Ducati, sekaligus menjadi pembalap Ducati pertama yang menjuarai GP Austria sejak Casey Stoner.
Ia pun berlabuh ke pelukan tim Suzuki dan berganti ke Aprilia. Iannone sama sekali pun belum meraih kemenangan sejak pindah dari Ducati. Sementara mantan rekannya, Dovizioso, sudah merengkuh 13 kemenangan dan berada di peringkat dua klasemen pembalap selama tiga musim terakhir.
"Jika dilihat lagi, kita memang harus mengganti sesuatu dalam hidup. Tapi saya seharusnya tidak meninggalkan Ducati," katanya seperti dikutip dari Crash, Jumat (3/4).
"Tahun 2015-2016 adalah musim yang baik untuk saya. (Ducati) secara umum sangat impresif dengan akselerasi dan rem, meski kesulitan di tikungan. Saya akhirnya pindah ke Suzuki namun malah lebih parah," ungkapnya.
Debutnya bersama Suzuki membuatnya meraih empat podium pada musim 2018. Namun, ia tetap memilih hengkang ke Aprilia untuk mencari tantangan baru.
"Saya merasa nyaman dengan tim (Aprilia) dan yakin dapat bekerja dengan baik. Seluruh perusahaan bangkit dan dapat berkembang di musim 2020," kata dia.
Kini, kariee Iannone di tengah persimpangan. Federasi Motor Dunia (FIM) menjatuhkan sanksi larangan balap 18 bulan kepada rider berusia 30 tahun ini.