REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bos Wimbledon, Richard Lewis khawatir tenis musim 2020. Seluruh laga tenis sudah terhenti sejak bulan lalu dan tidak ada jadwal hingga 13 Juli mendatang.
Lockdown di Inggris pun memengaruhi keputusan untuk meniadakan Wimbledon. Ini menjadi kali pertama Wimbledon tidak digelar sejak Perang Dunia II.
"Saya pikir tidak realistis untuk mengatakan bahwa mungkin tidak ada tenis lagi tahun ini. Tapi saya ingin berpikir bahwa segalanya cepat pulih hingga turnamen dapat segera dimainkan," kata Lewis seperti dilansir dari laman ESPN, Jumat (3/4).
Dia berharap masih ada titik cerah mengenai kompetisi lain. Seperti US Open dan Rolan Garros yang masih bisa digelar.
"Optimisme dalam diri saya, meski saya sering tidak optimis, tapi saya masih berharap ada turnamen besar, Masters dan Premiers yang bisa berlangsung. Tapi kita tahu itu jadi kemungkinan kecil," katanya.
Sementara itu, presiden Federasi Tenis Spanyol (RFET) Miguel Diaz masih optimistis kejuaraan tenis bisa kembali dihelat. Paling tidak pada kuartal terakhir musim 2020.
"Saya pikir pada kuartal terakhir 2020 kita masih bisa menonton tenis lagi. Saya tidak tahu akan ada penonton atau tidak. Tapi saya yakin akan ada olahraga lagi di lapangan," kata Diaz.
Spanyol sendiri terpaksa menunda puluhan turnamen di tingkat profesional. Termasuk Madrid Open, Barcelona Open, dan Mallorca Open. Semuanya sudah lebih dahulu dijadwalkan ulang setelah Prancis Open ditunda dan Wimbledon dibatalkan.
"Saya pikir sekarang tenis menjadi nomor dua. Karena yang dibutuhkan saat ini adalah pemulihan," katanya.