Jumat 03 Apr 2020 19:52 WIB

Emil Minta Pemakaman Jenazah Pasien Corona Dikawal TNI-Polri

Gubernur Jawa Barat meminta pemakaman jenazah pasien corona dikawal TNI-Polri.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Pemakaman jenazah pasien corona (Covid-19) (ilustrasi)
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Pemakaman jenazah pasien corona (Covid-19) (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menginstruksikan Bupati dan Wali Kota yang ada di Jabar bertindak taktis dalam mengantisipasi adanya penolakan pemakaman jenazah pasien meninggal akibat virus corona (Covid-19). Ridwan dalam intruksinya meminta setiap proses pemakaman jenazah Covid-19 dikawal oleh TNI/Polri.

Itu disampaikan Ridwan saat melaporkan kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengenai kendala penanganan Covid-19 di Jawa Barat melalui video conference, Jumat (3/4), salah satunya penolakan pemakaman dari masyarakat.

Baca Juga

"Saya sudah buat instruksi gubernur kemarin, yang isinya adalah mengamanatkan agar bupati-wali kota bertindak taktis, setiap penguburan harus dikawal oleh TNI/Polri. Ini masukan saya ke Panglima TNI dan dikabulkan, jadi sekarang tiap penguburan menjaga dinamika, itu dari Polri mengawal," ujar Ridwan.

Selain itu, Ridwan juga meminta agar kepala daerah memberi edukasi ke masyarakat tidak perlu khawatir dengan jenazah Covid-19. Hal ini kata Ridwan, karena prosedur pemakaman jenazah Covid-19 sudah sesuai protokel kesehatan, sehingga tidak membahayakan warga sekitar makam. Ia juga masyarakat mengetahui bahwa tujuh jam setelah wafat, virus dalam jenazah itu mati.

"Kemudian ditambahi prosedurnya oleh RS setelah 7 jam dilakukan disinfektan, dilakukan pembalseman, dilakukan pemlastikan dan dimasukkan ke peti mati. jadi sudah sangat-sangat berlapis-lapis," ujarnya.

RK, sapaan akrabnya, terjadinya penolakan warga atas jenazah Covid-19 dikarenakan tidak semua masyarakat paham dengan prosedur tersebut. Terlebih, banyak provokasi melalui hoaks-hoaks yang diterima masyarakat.

Karena itu ia berharap semua pihak memberi pemahaman itu kepada masyarakat, termasuk bantuan dari para tokoh ulama agar mengkampanyekan menghormati jenazah Covid-19.

"Jadi tidak boleh menolak, karena itu saya akan monitor setelah video para ulama beredar di Jabar, setelah TNI/polri mengawal, SK keputusan saya kepada kota-kab menyiapkan pemakaman khusus, juga mengedukasi, mudah-mudahan cerita penolakan tidak terjadi lagi khususnya di Jabar," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement