Jumat 03 Apr 2020 20:13 WIB

Mengapa Bandara Tetap Buka Saat Virus Corona Merajalela?

Bandara di berbagai negara tetap beroperasi meski virus corona semakin merajalela.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Penumpang melintas disamping layar monitor jadwal penerbangan yang memperlihatkan pengumuman dibatalkannya penerbangan di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (1/4/2020). Bandara tetap beroperasi di tengah pandemi Covid-19.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Penumpang melintas disamping layar monitor jadwal penerbangan yang memperlihatkan pengumuman dibatalkannya penerbangan di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (1/4/2020). Bandara tetap beroperasi di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Virus corona telah menginfeksi 1.034.163 orang di 204 negara per Jumat (3/4) malam. Orang-orang di berbagai belahan dunia pun sudah diminta untuk tinggal di rumah dalam upaya meminimalisasi penyebaran virus penyebab penyakit Covid-19 itu.

Meski begitu, bandara tetap terbuka. Menurut data pelacak penerbangan FlightAware, lebih dari 550 penerbangan lepas landas dari bandara LaGuardia, John F Kennedy, dan Newark pada Ahad pekan lalu. Padahal, operasional bandara telah banyak membuat pekerja di garis depan perjalanan, seperti penyeleksi Administrasi Keamanan Transportasi, pengawas lalu lintas udara, dan kru penerbangan diuji positif terinfeksi Covid-19.

Baca Juga

Mengapa bandara tak tutup seperti pusat keramaian lainnya? Dilansir di USA Today, maskapai penerbangan, pejabat industri, dan pakar kesehatan sepakat bahwa penerbangan adalah layanan penting, bahkan saat krisis.

Pakar penyakit menular dan Direktur Kelompok Riset Vaksin Mayo Clinic, Greg Poland, menjelaskan bahwa orang-orang tetap mebutuhkan layanan maskapai penerbangan selama pandemi Covid-19. Ada saja orang yang perlu berobat ke negara bagian lain untuk mendapatkan bantuan medis yang tak tersedia di kota tempat tinggalnya.