Jumat 03 Apr 2020 20:59 WIB

ODP di Lampung Bertambah, Arus Pemudik Sulit Dibendung

Lampung merupakan pintu masuk menuju Pulau Sumatra bagi para pemudik.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) mempersiapkan Kapsul evakuasi atau isolation chamber digunakan untuk orang yang diduga mengalami gejala virus corona di pelabuhan IPC Panjang, Bandar Lampung, Lampung. Ilustrasi
Foto: Antara/Ardiansyah
Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) mempersiapkan Kapsul evakuasi atau isolation chamber digunakan untuk orang yang diduga mengalami gejala virus corona di pelabuhan IPC Panjang, Bandar Lampung, Lampung. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Arus pemudik yang masuk ke Provinsi Lampung sulit dibendung selama wabah virus corona (Covid-19) berlangsung. Sementara jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang terdata di Dinas Kesehatan (Diskes) Lampung bertambah dari 1.074 orang pada Kamis (2/4) menjadi 1.341 orang.

"Seiring meningkatnya ODP dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan), berarti yang masuk ke Lampung sudah banyak, walaupun sudah banyak yang mengimbau. Sepertinya arus mudik itu tidak tertahan," kata Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Lampung yang juga Kepala Diskes Lampung dr Reihana dalam keterangan persnya, Jumat (3/4).

Ia mengatakan, tidak dapat dibendung jumlah orang yang masuk ke Lampung, terutama melalui jalur darat. Diskes Lampung telah bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Lampun, ASDP Bakauheni, Pelabuhan Panjang, dan TNI/Polri untuk menerapkan protokol kesehatan yang telah ditentukan.

Menurut dia, sebagai pintu masuk atau gerbang Pulau Sumatra, Provinsi Lampung tidak dapat menolak kedatangan orang masuk Lampung. Barangkali mereka warga asal Lampung atau hanya singgah atau transit untuk menuju ke kota-kota lainnya di Sumatra.

"Protokol kesehatan tetap diberlakukan di pintu masuk, misalnya pelabuhan, terminal, dan stasiun. Kalau di bandara sudah sejak lama diberlakkukan dan sangat mudah memantaunya," ujar Reihana.

Berdasarkan rilis yang diterima dari Diskes Lampung, Jumat (3/4), jumlah ODP 1.341 orang terdiri dari 1.098 orang proses pemantauan dan 243 orang selesai pemantauan 14 hari.

Sedangkan PDP sebanyak 35 orang, 20 di antaranya masih dirawat, 4 orang diisolasi. Lalu  11 orang pulang dinyatakan sembuh dan negatif.

Reihana mengatakan, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 11 orang. Delapannya masih dirawat di rumah sakit, 1 orang meninggal, dan 2 orang sembuh.

Dia mengatakan, ada tiga orang tambahan pasien positif di antaranya pasien 02 berjenis kelamin laki-laki (54 tahun) dengan riwayat pernah ikut tabligh akbar di Malaysia.

Sedangkan pasien 10 jenis laki-laki, riwayatnya pernah mengikuti tabligh akbar di Gowa, Sulawesi Selatan pada pertengahan Februari 2020.

Sementara, pasien 11 jenis kelamin perempuan, riwayatnya pindahan dari Bekasi, Jawa Barat.

Pasien positif 10, ujar dia, tidak ada hubungan dengan riwayat pasien positif yang meninggal di Bengkulu dalam kumpulan jamaah tabligh akbar di Masjid Taqwa Kota Bengkulu pada 14 Februari 2020.

Mengenai pasien positif 05 sampai dengan 08 berbasis keluarga. Saat ini, kata Reihana, masih berstatus positif, meskipun pernah di-rapid test hasilnya negatif "Kami sudah kirim lagi swab lanjutan ke pusat, untuk menentukan statusnya lagi," ujarnya.

Pasien rombongan kumpulan jamaah tabligh akbar yang baru pulang dari Bengkulu dan langsung diisolasi di Rumah Sakit Bandar Negara Husada (RSBNH) sebagai 11 orang, dua orang sudah pulang. Sebanyak 13 orang tersebut hasilnya negatif, namun masih harus isolasi mandiri selama 14 hari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement