Sabtu 04 Apr 2020 06:35 WIB

Tak Semua Pesepak Bola Dinilai Layak Potong Gaji

Banyak pesepak bola profesional di dunia yang tak bisa memenuhi kebutuhan hidup.

Red: Endro Yuwanto
Serikat Pesepak Bola Dunia (FIFPro) mengingatkan kembali bahwa banyak pesepak bola profesional di dunia yang tak bisa memenuhi kebutuhan hidup, jika gajinya dipotong karena dampak pandemi virus corona.
Serikat Pesepak Bola Dunia (FIFPro) mengingatkan kembali bahwa banyak pesepak bola profesional di dunia yang tak bisa memenuhi kebutuhan hidup, jika gajinya dipotong karena dampak pandemi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serikat Pesepak Bola Dunia (FIFPro) mengingatkan kembali bahwa banyak pesepak bola profesional di dunia yang tak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Ini jika gajinya dipotong karena krisis ekonomi dampak pandemi virus corona.

Liga Primer Inggris baru saja mengumumkan kesepakatan seluruh klub soal rencana pemotongan gaji hingga 30 persen. Tetapi Sekretaris Jenderal FIFPro Johan Baer-Hoffmann menegaskan hal itu tidak bisa dipukul rata ke belahan dunia lainnya.

"Sebagian besar pemain bola sama seperti pekerja pada umumnya, tak memungkinkan gaji mereka dipotong," kata Baer-Hoffmann kepada Reuters, Jumat (3/4). "Pendapatan mereka tidak seperti yang diperkirakan oleh banyak orang."

Di Inggris, para pemain Liga Primer setiap pekannya menerima gaji berkali-kali lipat dibandingkan yang diperoleh pekerja pada umumnya dalam setahun. Tetapi hal itu tidak berlaku sama di liga-liga di negara lain, sebab menurut Baer-Hoffmann, kebanyakan pesepak bola profesional hanya memperoleh di angka rata-rata penghasilan nasional negara tempatnya bermain.