Sabtu 04 Apr 2020 12:07 WIB

Produksi Padi Aman, Harga Beras Stabil

Kondisi beras di Indonesia diyakini masih cukup dan surplus jelang Ramadhan

 Panen padi sudah mulai terlihat di beberapa wilayah di Indonesia. Menurut data Kerangka Sampling Area (KSA) BPS prediksi luas panen April dan Mei lebih luas dibandingkan bulan Maret.
Foto: istimewa
Panen padi sudah mulai terlihat di beberapa wilayah di Indonesia. Menurut data Kerangka Sampling Area (KSA) BPS prediksi luas panen April dan Mei lebih luas dibandingkan bulan Maret.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panen padi sudah mulai terlihat di beberapa wilayah di Indonesia. Menurut data Kerangka Sampling Area (KSA) BPS prediksi luas panen April dan Mei lebih luas dibandingkan bulan Maret.

Bulan April luas panen sebesar 1,73 juta hektar setara 5,27 juta ton beras dan produksi Mei 3,8 juta ton beras. Akan ada surplus 2,8 juta ton beras untuk produksi di bulan April ini. Perkiraan stok beras April 2020 sebesar 6,7 juta ton dan mencapai 8 juta ton beras di bulan Mei nanti.

Sutarto Alimoeso, Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) tidak menampik bahwa kondisi beras di Indonesia diyakini masih cukup dan surplus dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan bulan suci Ramadhan nanti. “Memang bulan Maret kemarin produksinya belum di puncak seperti halnya tahun-tahun lalu. Ya karena para petani ini musim tanamnya bergeser, banyak yang tanam di Januari,” ungkapnya saat diwawancara via telepon pada hari Jumat (3/4).

Soetarto mengapresiasi langkah antisipatif Pemerintah menghadapi puncak panen raya nanti. Sudah ada gerakan menjaga harga aman melalui Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling). “Kebetulan Perpadi ambil bagian dalam program ini. Jadi Kementan itu menggandeng penggilingan-penggilingan kecil untuk bantu serap gabah petani, nah darimana modalnya, digandeng jugalah lembaga keuangan seperti KUR dari perbankan untuk membiayai penggilingan yang kecil-kecil ini,” ujarnya.

Soetarto mengakui Pemerintah sudah selangkah lebih maju memikirkan bagaimana kedepan nanti supaya harga tidak bergejolak. Disamping itu juga menghidupkan kembali penggilingan skala kecil supaya lebih berdaya. Sudah banyak yang menikmati program ini, mereka jadi bisa mengembangkan usahanya yang semula hanya ada penggilingan bisa nambah modal untuk beli alat pascapanen yang lain, tentunya supaya nilai tambah berasnya lebih tinggi.

Ia juga meminta masyarakat tak perlu khawatir akan pasokan pangan dalam negeri karena hitungannya bulan ini memang sudah puncak panen raya. Kondisi wabah covid 19 tentu tak akan menghalangi petani untuk tetap produksi. Hanya yang perlu dijaga bersama saat ini jangan sampai ada hambatan di produksi beras di penggilingan padi dan distribusi antar wilayah.

Ketua Umum Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir menyambut positif langkah pemerintah yang sudah antisipasi dan turun tangan seperti dengan melakukan serap gabah petani, melakukan kerjasama dengan penggilingan, dan bahkan hari ini kerjasama dengan gojek untuk layanan antar bahan pangan. “Saya kira Pemerintah sudah melakukan beberapa langkah inovatif dan strategis terutama untuk meyakinkan rakyat bahwa bahwa meskipun kondisi yang sedang terbatas tetap akan terus dicarikan solusinya,” ujar Winarno

Dengan adanya Kostraling ini Winarno berharap puncak panen raya nanti harga di tingkat petani akan tetap stabil dan tidak sampai di bawah HPP sehingga jangan sampai harga yang diterima di bawah biaya produksi petani. Perlu diketahu berdasarkan Permendag 24 tahun 2020 yang baru saja ditetapkan, HPP untuk gabah kering panen naik menjadi Rp. 4.200 per kg.

Di tempat berbeda Gatut Sumbogodjati, Direktur PPHTP Ditjen Tanaman Pangan Kementan saat diwawancara mengatakan bahwa hampir seluruh wilayah di Indonesia sedang panen.

Catatannya selama 6 hari terhitung dari tanggal 29 Maret sampai 3 April sudah ada 163 Kabupaten yang melaporkan lahan yang sedang dan siap panen, ada bukti 679 foto dan 105 video yang kami kumpulkan. “Ini kondisi riil di lapangan, jadi kami ada hitungan matematis dengan BPS dan kami juga ada laporan riil di lapangan, beber Gatut.

Laporan produktivitas yang dihasilkan masih tinggi, contohnya di Jabar, Jatim, Jateng rata-rata 7-8 ton per hektar, bahkan ada yang bisa capai 10 ton/hekta. Untuk luar Jawa banyak yang di atas 5 ton per hektar. Jadi tidak benar ada penurunan provitas akibat adanya cuaca.

Terkait harga, dengan kadar air 15%. masih bagus di kisaran Rp 4.600 per kg GKP. Sedangkan harga beras medium di PIBC untuk IR 64 III harganya masih di Rp 8.500 dan IR 42 di harga RP 11.500, jika ditilik tahun lalu harganya di kisaran yang sama, tidak ada kenaikan. Jadi tidak perlu risau, kami pastikan stok pangan bulan April ini aman. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement