Sabtu 04 Apr 2020 12:14 WIB

WHO Restui Penggunaan Masker Kain untuk Cegah Corona Meluas

WHO menekankan prioritas masker bedah untuk tenaga medis yang menangani pasien corona

Red: Andri Saubani
Seorang pekerja menyelesaikan pesanan masker berbahan kain spunbond di UPT Lembaga Latihan Kerja (LLK) Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat (3/4/2020). Pembuatan ribuan masker dan telah disterilkan tersebut merupakan pesanan dari instansi pemerintah akibat minimnya alat pelindung diri (APD) di Bali untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Seorang pekerja menyelesaikan pesanan masker berbahan kain spunbond di UPT Lembaga Latihan Kerja (LLK) Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat (3/4/2020). Pembuatan ribuan masker dan telah disterilkan tersebut merupakan pesanan dari instansi pemerintah akibat minimnya alat pelindung diri (APD) di Bali untuk mencegah penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (4/4), mengatakan bahwa masker medis harus diprioritaskan bagi petugas kesehatan. Dan WHO membuka pintu bagi penggunaan masker buatan sendiri atau penutup mulut lainnya yang lebih luas sebagai cara untuk mengurangi penyebaran virus corona.

Seorang pejabat senior WHO mengatakan kepada wartawan bahwa ada kemungkinan penularan virus corona melalui udara yang kini telah menginfeksi lebih dari 1 juta orang dan membunuh 50 ribu orang di seluruh dunia sejak muncul di China Desember lalu. Tetapi, pendorong utama pandemi itu masih diyakini adalah orang sakit dengan gejala batuk dan bersin yang memapar permukaan atau orang lain.

Baca Juga

"Kita harus menjaga pasokan masker respirator bedah medis untuk pekerja garis depan kita. Tetapi gagasan untuk menggunakan penutup pernapasan atau penutup mulut untuk mencegah batuk atau bersin menyebarkan penyakit ke lingkungan dan terhadap orang lain ... itu sendiri bukanlah ide yang buruk," kata Dr. Mike Ryan, pakar kedaruratan utama WHO, pada konferensi pers.

Ryan mengakui "debat yang sangat penting dan sehat" tentang pemakaian masker. Dia mengatakan, bahwa jika digunakan, masker harus menjadi bagian dari strategi yang komprehensif dan tidak akan meniadakan kebutuhan untuk mencuci tangan dan menjaga jarak sosial.

"Jadi kita tentu bisa melihat keadaan di mana penggunaan masker, baik masker buatan sendiri atau kain, di tingkat masyarakat dapat membantu dalam respons komprehensif menyeluruh terhadap penyakit ini," katanya.

Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular yang merupakan pejabat tinggi penyakit menular AS, mengatakan pada Jumat bahwa orang Amerika harus menutupi wajah mereka jika mereka harus pergi ke tempat umum. Tetapi, mereka harus tetap mengisolasi diri sebanyak mungkin.

Anjuran penggunaan masker diumumkan ketika AS melaporkan 270.473 kasus virus korona tipe baru, atau Covid-19 yang dkonfirmasi, dengan 7.000 kematian. Hingga saat ini, otoritas kesehatan AS telah mengatakan bahwa hanya orang sakit, atau mereka yang merawat pasien coronavirus, yang harus memakai masker. Tetapi penelitian terkini menunjukkan bahwa menggunakan masker penting untuk mencegah penularan yang tidak disengaja.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan kepada seluruh warga AS untuk menggunakan masker yang terbuat dari kain. Para pejabat telah menekankan bahwa masker medis mengalami kekurangan pasokan, dan hanya digunakan oleh petugas kesehatan.

photo
Imbauan WHO soal penggunaan masker - (istimewa)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement