REPUBLIKA.CO.ID,BLITAR -- Seorang pejabat Kementerian Agama Kota Blitar, Jawa Timur, meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo, Kabupaten Blitar, setelah mengeluhkan sakit dengan gejala pilek, batuk, dan demam.
"Satu pasien dalam pengawasan (PDP) corona asal Kabupaten Blitar yang memiliki riwayat pelatihan haji di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya dikonfirmasi meninggal dunia," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti di Blitar, Sabtu (4/4).
Ia mengatakan, almarhum merupakan warga Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Ia meninggal dunia pada Jumat (3/4) sekitar pukul 22.00 WIB saat dirawat di RSUD Ngudi Waluyo, Kabupaten Blitar.
Ia menambahkan, almarhum sebelumnya dirawat di RSUD Ngudi Waluyo, Kabupaten Blitar sejak Rabu (1/4). Sebelum dirujuk, pasien tersebut mengalami keluhan seperti pilek, batuk dan demam, sehingga ia dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo, Kabupaten Blitar.
Pemakaman almarhum juga dilakukan sesuai dengan protokol untuk sakit yang mengarah Covid-19. Jenazah dibawa dari rumah sakit dan tiba di lokasi pemakaman yang diangkut dengan dua mobil ambulans dari RSUD Ngudi Waluyo, Kabupaten Blitar. Jenazah tiba di pemakaman sekitar pukul 04.45 WIB.
"Pemakaman dilaksanakan oleh kru dari RSUD Ngudi Waluyo dengan prosedur sesuai dengan SOP corona," ujar Krisna.
Data di Kabupaten Blitar untuk kasus virus corona pada Jumat (3/4), untuk jumlah orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 428 orang, jumlah ODP selesai dipantau 14 hari mencapai 139 orang, dan jumlah ODP yang masih dalam proses pemantauan adalah 289 orang.
Untuk jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai tiga orang, PDP yang sembuh sebanyak dua orang. Sedangkan, yang kasus positif terinfeksu virus corona sebanyak satu orang dan kini sudah sembuh.