REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Australia melaporkan semakin banyak tanda-tanda penyebaran virus corona mulai stabil. Pihak berwenang kesehatan Negara Bagian New South Wales mempertahankan keputusan untuk membiarkan kapal pesiar yang terinfeksi virus corona untuk berlabuh pada pertengahan Maret lalu.
Data Kementerian Kesehatan pemerintah pusat Australia yang dirilis pada Sabtu (4/4) menunjukkan dalam 24 jam terakhir kasus baru virus corona di Negeri Kanguru hanya bertambah 230. Maka total kasus infeksi virus yang kini dikenal dengan Covid-19 di negara itu menjadi 5.454 kasus.
Hal ini memperlihatkan peningkatan kasus harian dalam beberapa hari terakhir ini bertahan di angka 5 persen. Jauh lebih rendah dibandingkan dua pekan lalu yang sebesar 30 persen. Sejauh ini Negeri Kanguru melaporkan 28 kematian terkait Covid-19.
Tujuh kematian dan lebih dari 600 kasus infeksi Covid-19 di Australia berasal dari kapal pesiar Ruby Princess milik Carnival Corp. Ruby Princess berlabuh di Sydney pada Maret lalu meski pejabat kesehatan setempat mengetahui kapal tersebut berpotensi menyebarkan Covid-19.
Walaupun dikritik tapi Menteri Kesehatan New South Wales Brad Hazzard mempertahankan keputusan tersebut. Ia mengizinkan 2.700 orang yang berada di dalam kapal pesiar itu turun. "Setiap kepala staf kesehatan membuat keputusan terbaik yang bisa mereka lakukan, dan mereka pakar di bidang mereka," kata Hazzard, Sabtu (4/4).
Kapal pesiar itu bertanggung jawab pada 20 persen kasus infeksi di Australia. Beberapa orang tetap berlayar di tengah laut setelah ditolak masuk ke dalam pelabuhan.
Meski kasus penularan Covid-19 di Australia melambat. Tapi pemerintah Australia memperketat upaya untuk mengatasi pandemi global yang telah menginfeksi lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia.
Badan penelitian terkemuka Australia, The Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) mengatakan telah menerima dana sebesar 220 juta dolar Australia dari pemerintah. Dana tersebut digunakan untuk memperbaharui fasilitas mereka.
Pada hari Kamis (24), lembaga sains nasional Australia yang dioperasikan oleh CSIRO, mengatakan mulai menguji dua vaksin potensial. Pengujian tersebut dilakukan di fasilitas biosekuriti dekat Melbourne.