REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK --Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson mengimbau pemerintah daerah dan rumah sakit rujukan percepat penggunaan rapid test yang telah dibagikan. Tujuannya agar Kalbar bisa membuat pemetaan terarah terkait jumlah dan sebaran masyarakat yang terpapar Covid-19.
"Untuk rapid test yang kita terima, dari Kemenkes sebanyak 2.400 unit, kemudian ada juga bantuan dari Kadin dan pengusaha Kalbar sebanyak 1.880 unit jadi jumlahnya 4.280. Rapid test ini sudah disebar ke RSUD maupun ke Dinas Kesehatan se-Kalbar," kata Harisson di Pontianak, Sabtu (4/4).
Ia melanjutkan, penggunaan alat dilakukan secara selektif dan diprioritaskan kepada petugas kesehatan yang menangani PDP, kemudian kepada pasien PDP yang belum menerima hasil penerimaan PCR dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pencegahan Penyakit. "Kemudian rapid test juga harus langsung digunakan kepada keluarga pasien yang terkonfirmasi positif, dan kepada ODP yang berisiko tinggi. Jadi rapid test jangan disimpan, tetapi digunakan agar kita bisa memetakan dimana pasien yang sudah tertular Covid-19," tuturnya.
Harisson juga mengatakan, siang tadi pihaknya juga baru saja menerima bantuan Alat Pelindung Diri (APD) dari Gugus Tugas Nasional yang dikirim melalui Komdam XII Tanjung Pura yang diserahkan oleh Asisten Logistik Kodam XII Tanjung Pura. "Bantuannya berupa 80 koli APD dengan isi 4.000 unit APD kemudian 20 koli masker dengan isi 20 ribu lembar masker. Sebelumnya kita sudah menerima 695 pcs APD yang diberikan oleh Kadin dan pengusaha Kalbar dan WHW. Dari Kadin dan pengusaha Kalbar dan WHW dijumlahkan sebanyak 695 pcs," katanya.
Kemudian, ada juga bantuan 2.000 APD pcs dari BNPB dan 370 pcs dari Kementerian Kesehatan. Bantuan sebelumnya sudah disalurkan ke RSUD kabupaten/kota yang ada di Kalbar. "Untuk bantuan yang baru datang ini akan segera kami salurkan ke RSUD maupun puskesmas tertentu yang mempunyai risiko untuk menangani pasien Covid-19," kata Harisson.