Sabtu 04 Apr 2020 21:10 WIB

DIY Persiapkan Pemakaman Khusus Pasien Covid-19

Pemakaman jenazah yang dilakukan sesuai protokol akan meminimalisir penularan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Sejumlah petugas merapikan peti khusus jenazah Covid-19 di rumah duka (ilustrasi).
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Sejumlah petugas merapikan peti khusus jenazah Covid-19 di rumah duka (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Asekda Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum Pemda DIY, Sigit Sapto Rahardjo mengungkapkan, mereka sedang mempersiapkan pemakaman massal untuk pasien Covid-19. Dilakukan sebagai antisipasi jenazah pasien Covid-19 yang alami penolakan warga untuk dimakamkan di pemakaman umum.

"Kita menyiapkan dan menyediakan sendiri untuk pemakaman, antisipasi kalau masyarakat tidak menerima, kita siapkan," kata Sigit, Jumat (3/4).

Ia menuturkan, penyediaan pemakaman umum untuk pasien Covid-19 ini dilakukan karena sudah ada beberapa kasus penolakan jenazah. Beberapa menganggap bisa menularkan virus. Karenanya, meskipun sangat menyayangkan ada penolakan dan berharap tidak terjadi di DIY, mereka tetap sediakan pemakaman khusus.

Selain itu, ia berpendapat, pemakaman jenazah pasien Covid-19 yang dilakukan sesuai protokol akan meminimalisir penularan. Sebab, jenazah bila terbungkus plastik secara rapat dan dimasukkan peti tidak akan membahayakan orang lain. Sebab, virus sangat kecil dan plastik menahannya tidak menyebar di udara.

Untuk itu, jenazah yang sudah dimasukkan dalam plastik dan peti tidak boleh lagi dibuka dan harus segera dimakamkan. Lalu, untuk meminimalisir penularan jenazah harus segera dikubur maksimal empat jam usai dinyatakan meninggal. Serta, pemakaman harus dilakukan petugas khusus yang memakai APD lengkap.

Pengantar jenazah dibatasi, sehingga tidak terjadi kerumunan yang justru mengakibatkan potensi penularan semakin tinggi. Penelitian menyebutkan, virus ini tidak bisa hidup mandiri, dan harus hidup kepada tubuh bernyawa. Ketika akan pembelahan atau berkembang biak, virus harus mencari inang.

Jadi, bila inangnya mati, maka virusnya akan mati karena asupan makan datang dari inangnya. Sigit menekankan, masyarakat harus tetap waspada tanpa harus panik, dan banyak membaca literasi agar tidak salah paham. Di sisi lain, Pemda DIY sudah memilih beberapa lokasi untuk pemakaman pasien Covid-19.

"Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul sudah menyediakan lahan beberapa hektar untuk pemakaman ini, namun untuk Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulonprogo masih akan kita koordinasikan lagi nanti," ujar Sigit.

Hingga 3 April 2020, DIY ada 301 Pasien Dalam Pengawasan (PDP), 2.552 orang Orang Dalam Pengawasan (ODP) di DIY. Dari PDP, terdapat 126 orang yang rawat inap, 162 rawat jalan dan selesai pengawasan, dan 13 meninggal. Hasil lab menunjukkan 89 negatif, 31 positif dengan tiga sembuh dan 181 masih proses.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement