REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penundaan Olimpiade Tokyo 2020 ke tahun depan tidak berpengaruh secara langsung dengan upaya Indonesia mencalonkan diri sebagai tuan rumah 2032. Penundaan itu justru dinilai menguntungkan lantaran Indonesia memiliki fleksibilitas dalam melakukan promosi.
''Komitmen kita untuk bidding Olimpiade 2032 tidak ada perubahan,'' kata Sekretaris Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto saat melakukan telekonferensi dengan media di Jakarta, beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari Antara. ''Mau ada penundaan, kami sudah menginformasikan ke IOC dan Komite Olimpiade Tokyo.''
Gatot menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen mengajukan Indonesia sebagai calon tuan rumah Olimpiade 2032. Komitmen tersebut tetap tidak berubah, meski adanya penundaan Olimpiade Tokyo.
Pada 24 Maret lalu, Sinzo Abe mengumumkan penundaan Olimpiade 2020 hingga tahun depan. Perdana Menteri Jepang itu mengabarkan keputusan penundaan Olimpiade setelah berkoordinasi dengan Presiden IOC Thomas Bach. Penundaan ini merupakan pukulan besar bagi Jepang yang telah menginvestasikan 12 miliar dolar AS untuk persiapan.
Penundaan ini merupakan pertama kali dalam 124 tahun sejarah perjalanan Olimpiade modern. Olimpiade pernah batal dilaksanakan pada 1916, 1940, 1944 akibat perang dunia, tapi belum pernah mengalami penundaan.
Olimpiade 2020 ditunda satu tahun, tapi tanggal pastinya belum diputuskan. Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan panitia penyelenggara Jepang sedang dalam tahap akhir perundingan. Kedua pihak baru sebatas menetapkan waktu pembukaan Olimpiade Tokyo pada Juli tahun depan.
Namun, sumber media menyebutkan upacara pembukaan Olimpiade Tokyo akan digelar pada 23 Juli tahun depan. ''Kemungkinan besar akan melaksanakan upacara pembukaan pada 23 Juli 2021 dan upacara penutupan pada 8 Agustus 2021, masing-masing sehari lebih awal dari kalender rencana awal 2020,'' kata penyiar publik NHK mengutip sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, seperti dilaporkan Reuters yang dikutip di Jakarta, Ahad (29/3)
Untungkan Indonesia
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, mengatakan penundaan Olimpiade 2020 justru memberi keuntungan bagi Indonesia sebagai peserta bidding tuan rumah 2032. Dengan penundaan tersebut, Indonesia punya waktu lebih panjang dalam mempersiapkan diri.
''Sebetulnya tidak ada pengaruh langsung untuk bidding (pencalonan tuan rumah). Bahkan, kalau (Olimpiade) sesuai jadwal di Tokyo, kita akan sulit untuk promosi karena kita belum resmi (sebagai calon tuan rumah),'' kata Okto. ''Sehingga, penundaan ini justru memberikan banyak fleksibilitas sebagai peserta untuk promosi.''
Indonesia menjadi salah bakal calon tuan rumah Olimpiade musim panas 2032. Presiden IOC, Thomas Bach, disebut sudah merestui keinginan Indonesia menjadi penyelenggara pesta olahraga terbesar di dunia itu setelah berkomunikasi dengan Presiden RI, Joko Widodo, beberapa bulan lalu.
Okto mengatakan bahwa penundaan tersebut sebetulnya lebih banyak berpengaruh secara signifikan terhadap beban anggaran pemerintah yang membengkak. Belum lagi biaya promosi Indonesia sebagai calon tuan rumah serta agenda olahraga yang menumpuk di 2021.
''Penundaan ini secara persiapan menguntungkan, tapi secara anggaran kita harus benar-benar menghitung,'' ujarnya.
''Karena, tahun depan saja agendanya sudah bertumpuk (beban anggaran pemerintah,'' katanya. ''Dengan adanya itu, maka kita harus koordinasi lebih intensif dengan Kemenpora kaitannya terhadap anggaran kedepannya.''
Di tengah kondisi pandemi COVID-19, ia mengaku agak canggung untuk membuat perencanaan terkait anggaran. Sebab, semua pihak kini beralih fokus ke penanganan COVID-19.