Ahad 05 Apr 2020 05:37 WIB

Puluhan Hotel di Yogyakarta Pasang Lampu Tanda Hati

Aksi bertajuk From Yogya with Love itu menjadi bentuk solidaritas di tengah pandemi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yudha Manggala P Putra
Suasana cahaya lampu dari kamar hotel yang membentuk simbol hati. Ilustrasi
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Suasana cahaya lampu dari kamar hotel yang membentuk simbol hati. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puluhan hotel di Yogyakarta menyalakan lampu-lampu kamar berbentuk hati pada Sabtu (4/4) malam. Aksi bertajuk From Yogya with Love itu jadi solidaritas atas kondisi pariwisata akhir-akhir ini di DIY.

Selama ini, Yogyakarta dikenal daya tarik wisata sejarah, simbol keagungan budaya Jawa dan jadi tempat yang selalu dirindukan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Perhotelan dan pariwisata merupakan sebuah kesatuan.

Aksi dikoordinir perhimpunan general manager hotel, melibatkan lebih dari 65 hotel bintang tiga sampai bintang lima. Angka itu telah mencapai sekurangnya seperempat dari 200-an hotel baik yang independen maupun yang berjejaring.

Koordinator Aksi Novi Soesanto mengatakan, aksi solidaritas dari hotel-hotel di Yogyakarta ini berupa sinyal tanda cinta dengan menyalakan lampu kamar hotel masing-masing. Sehingga, dari luar terlihat membentuk hati.

Aksi dilaksanakan secara serentak mulai 19.00-21.00. Membawa misi sebagai simbol empati, semangat energi kebersamaan dan harapan agar pariwisata DI Yogyakarta dapat segera kembali menapaki babak baru yang gemilang.

Novi berpendapat, DI Yogyakarta memang unik dan otentik. Karenanya, kekhasan DIY itu mengilhami mereka sebagai salah satu komponen dunia pariwisata untuk melakukan gerakan bersama yang vokal dan positif.

"Dengan harapan untuk mengakselerasi optimisme pelaku dan pegiat pariwisata, utamanya dari dunia perhotelan dan menggairahkan kembali roda pariwisata DI Yogyakarta," kata Novi, Sabtu (4/4).

Beberapa hotel di kota-kota dan negara-negara lain memang telah melakukan aksi yang sama menyematkan tanda hati di bangunannya. Namun, di Yogyakarta, dilakukan dengan cara berbeda, secara serentak, dilakukan selama satu jam.

Sejumlah general manager yang bersatu menginsiasi aksi ini sepakat lanjutkan menyalakan tanda hati dari Yogyakarta sampai waktu yang belum ditentukan. Ia berharap, kebersamaan dan semangat ini menguatkan seluruh pekerja hotel DIY.

Sekaligus, kata Novi, mewujudkan kebanggaan sebagai bagian penggerak utama roda ekonomi DIY yaitu pariwisata. Ia meyakni, geliat pariwisata DIY dapat segera tumbuh kembali dan membawa kota ini dan warganya kembali tersenyum.

"Yogyakarta sedang rehat dari hingar bingar dan canda tawa, namun dengan terangnya tanda cinta kami para industri perhotelan, Yogyakarta akan selalu menjadi kota yang dirindu kembali meraih canda tawa seperti sediakala," ujar Novi.

Ia menekankan, lambang cinta yang menyala merupakan simbol dan gambaran dari secercah harapan yang dilandasi semangat hoteller yang tidak pernah padam. Semangat ini disampaikan ke semua pemangku kebijakan pariwisata di DIY.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement